Reporter: Umi Kulsum | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pembiayaan syariah diprediksi makin tumbuh subur di tahun depan. Penetrasi pasar yang semakin terbuka menjadi katalis pendongkrak industri ini.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno optimistis ceruk pasar industri ini akan kian lebar. Penduduk Indonesia yang mayoritas muslim pun membantu pertumbuhan pembiayaan syariah.
"Akan terus bertumbuh, tapi secara bertahap tidak langsung melonjak," kata Suwandi. Ia memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan syariah sekitar 7%-10% hingga tutup tahun ini.
PT Mandiri Tunas Finance (MTF) juga optimistis pembiayaan syariah akan makin berkembang. Unit pembiayaan syariah MTF, yang baru beroperasi lima bulan misalnya, telah mencatat pembiayaan Rp 118 miliar.
Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, MTF menargetkan pembiayaan syariah mencapai Rp 200 miliar hingga akhir tahun ini. Tahun depan, MTF menargetkan pembiayaan syariah melesat menjadi Rp 1,2 triliun.
"Sementara kami fokus di nasabah Bank Syariah Mandiri (BSM)," kata Harjanto. Meski dari captive market, tak menutup kemungkinan MTF akan menyalurkan pembiayaan syariah di luar nasabah BSM pada semester II-2018.
Harjanto optimistis, pembiayaan syariah makin prospektif di tahun depan. Saat ini, MTF masih akan fokus menyalurkan pembiayaan segmen otomotif, yakni mobil baru. Tahun 2017, MTF mulai melayani pembiayaan syariah lewat kerjasama dengan BSM. Sejak September 2017, produk syariah BSM-Oto telah dijalankan di cabang MTF.
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk juga yakin prospek pembiayaan syariah cerah di 2018. Meskipun menurut I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira Finance, hingga kuartal III-2017 pembiayaan syariah Adira Finance turun 9% menjadi Rp 5,47 triliun.
Kontribusi pembiayaan syariah mencapai 23% dari total pembiayaan Adira per September 2017. "Masih belum begitu baik tumbuhnya, " kata Made. Dia menjelaskan kelebihan pembiayaan syariah adalah uang muka lebih kecil daripada konvensional. Saat ini, aturan tersebut dihapus sehingga berimbas pada pembiayaan.
Kini Adira Finance tengah mencari formulasi agar segmen ini menarik minat nasabah. Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli berharap lini bisnis ini tumbuh sekitar 5% di 2018. Target ini lebih rendah daripada pertumbuhan pembiayaan konvensional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News