kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pendapatan premi Asuransi Adira Syariah naik 33%


Jumat, 16 Agustus 2013 / 14:40 WIB
Pendapatan premi Asuransi Adira Syariah naik 33%
ILUSTRASI. Cara Merawat Hewan Peliharaan yang Sudah Senior untuk Menjaga Kesehatannya


Reporter: Mona Tobing |

JAKARTA. Tak hanya perbankan syariah, asuransi syariah pun tengah mengalami pertumbuhan pesat. Pada semester pertama ini, penyetor premi Adira Insurance Syariah melonjak hingga 217%.

Dengan pertumbuhan premi sebesar itu, pendapatan preminya naik 33%. Pada akhir Juni 2012, pendapatan premi yang Adira Syariah kumpulkan yakni Rp 25 miliar. Jumlah tersebut kemudian meningkat jadi Rp 34 miliar di semester pertama tahun ini.

Sharia Division Head Adira Insurance, Bimo Kustoro menyatakan bahwa asuransi syariah tumbuh baik karena adanya perbedaan dengan asuransi konvensional. "Selain aspek kesyariahan yang menjadi pembeda dengan produk asuransi lainnya, bagi hasil di akhir periode apabila nasabah tidak klaim juga menjadikan produk asuransi syariah menjadi lebih menarik," ucapnya dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Jumat, (16/8).

Bimo pun mengklaim bahwa Asuransi Adira Syariah memegang posisi nomor 2 yang terbaik dari sisi Gross Written Premium (GWP). Di situ, perusahaan yang merupakan anak usaha PT Bank Danamon Tbk (BDMN) tersebut memegang pangsa pasar 12%, dengan nilai GWP Rp 162 miliar.

Adira Insurance kini menerapkan akad wakalah bil ujroh. Di situ, total premi yang dihimpun akan dibagi ke dalam dana ujroh yaitu untuk operasional perusahaan, dan dana tabarru untuk pengelolaan risiko atau klaim asuransi. Proporsi pembagian ujroh dan tabarru ini bervariasi terutama bergantung pada jenis produk asuransinya.

"Hal ini juga yang menjadi salah satu pembeda cara pengelolaan dana kita dengan perusahaan asuransi syariah lain. Mereka umumnya membagi dana tabarru dan ujroh dalam proporsi yang sama terhadap seluruh produknya," sebut Bimo.

Pembedaan proporsi ujroh dan tabarru di setiap jenis produk dapat memberikan kecukupan dan keamanan saldo dana tabarru. Sehingga, saldo tersebut dapat berada pada posisi cukup atau surplus. Kondisi surplus tabarru inilah yang akan menjadi penentu ada atau tidaknya bagi hasil terhadap pelanggan di akhir masa periode asuransi.

Adira Insurance memiliki beragam produk asuransi syariah. Produk-produk tersebut yaitu Autocillin Ikhlas, Asuransi Personal Accident dalam Infaq Card (I-Card), Asuransi Personal Accident dan Pemutusan Hubungan Kerja, serta Asuransi Amanah Micro. Bimo bilang, Adira pun tengah berusaha mengembangan produk lain.

Untuk distribusi penjualan produk, Adira Syariah memanfaatkan berbagai cara antara lain metode indirect marketing dan channel-channel intermediary seperti bank, leasing, dealer, rental, agency, broker, dan bisnis aliansi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×