kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pendapatan premi asuransi jiwa diramal turun 8,8% di 2020, bagaimana di tahun depan?


Jumat, 18 Desember 2020 / 16:42 WIB
Pendapatan premi asuransi jiwa diramal turun 8,8% di 2020, bagaimana di tahun depan?
ILUSTRASI. Petugas kebersihan membersihkan logo-logo perusahaan asuransi jiwa di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Jakarta, Selasa (27/10). KONTAN/Carolus Agus Waluyo/27/102/2020.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memproyeksi bisnis asuransi masih akan melambat sepanjang 2020. Wakil Ketua Dewan Pengurus AAJI Maryoso Sumaryono merinci kinerja bisnis industri pada tahun ini.

“Pendapatan premi sepanjang 2020, kuartal I-2020 Rp 44,52 triliun, kuartal kedua sebanyak Rp 44,18 triliun, dan kuartal III Rp 45,29 triliun. Kita selalu tumbuh selain di tahun 2018, kemudian di 2019 naik lagi. Kita prediksi sampai akhir 2020 itu mencapai Rp 179,28 triliun atau negative growth 8,8%,” ujar Maryoso secara virtual pada Kamis (17/12).

Data AAJI mencatatkan pendapatan premi senilai Rp 133,99 triliun hingga September 2020. Nilai tersebut turun 7,9% yoy. Mengingat pendapatan premi pada periode yang sama tahun lalu masih mencapai Rp 145,41 triliun.

Baca Juga: OJK: Bisnis asuransi jiwa dan umum bisa lebih baik di 2021

Perlambatan itu terjadi saat premi bisnis baru melambat sebesar 11,5% dari Rp 90,51 triliun menjadi Rp 80,13 triliun. Sementara itu total premi lanjutan turun 1,9% dari Rp 54,91 triliun menjadi Rp 53,87 triliun.

Kendati demikian, AAJI melihat secara kuartalan telah terjadi peningkatan pendapatan premi sebesar 2,5% menjadi Rp 45,29 triliun di kuartal III-2020. Mengingat di kuartal kedua tahun ini, pendapatan premi hanya Rp 44,18 triliun.

Asosiasi menilai tahun depan bisnis bisa lebih baik seiring dengan adaptasi dan inovasi digital. Ia menyebut pandemi telah mempercepat implementasi digital.

“Pandemi ini mempercepat perubahan perilaku masyarakat yang IT digital oriented. Dunia asuransi jiwa harus mengambil kesempatan ini dengan  memberikan layanan digital yang memberikan kemudahan dan setiap bisnis proses dan tetap mematuhi aturan yang berlaku,” tambahnya.

Sebelumnya, Ketua Bidang Marketing & Komunikasi AAJI Wiroyo Karsono optimis kinerja industri asuransi jiwa bisa lebih baik pada 2021 dibandingkan tahun ini. Lantaran kondisi pasar modal Indonesia yang terus membaik.

Baca Juga: Allianz Life raup pendapatan premi Rp 11,7 triliun pada September 2020

Selain itu, pemerintah terus melangsungkan program pemulihan ekonomi nasional. Faktor selanjutnya ialah vaksinasi sudah berada di depan mata. Semua hal itu diprediksi bisa membuat perekonomian Indonesia lebih baik yang akhirnya ikut berdampak pada bisnis asuransi jiwa.

“Kita lihat kuartal keempat 2020 lebih baik, dan tahun depan akan lebih baik dari tahun ini. Walau masih butuh waktu. Kami sangat optimis dan yakin dari tahun ini. Tren asuransi kesehatan, akan meningkat, sesuai survei, kebutuhan asuransi di tengah pandemi semakin meningkat, karena orang butuh,” paparnya.

Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai tahun depan ada risiko yang harus diwaspadai industri. Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2A OJK, Ahmad Nasrullah menyatakan ada potensi ledakan pengaduan pada penjualan produk secara virtual.

“Saya melihat karena masa pandemi ini kita buka penjualannya secara non face to face. Jadi bukan tidak mungkin kalau tidak proper saat penjualan maka akan ada ledakan pengaduan. Tolong dikomunikasikan dengan teman-teman anggota (asosiasi) untuk lebih proper,” paparnya.

Baca Juga: BNI Life mencatat pertumbuhan unitlink 2,7% pada September

CEO PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia Edy Tuhirman juga optimis terhadap industri asuransi jiwa tahun depan. Ia melihat saat ini perekonomian mulai menggeliat positif. Oleh sebab itu, Generali Indonesia percaya bisnis di 2021 akan lebih baik.

Perusahaan yang dia pimpin masih mampu membukukan laba bersih senilai Rp 136,68 miliar pada September 2020. Nilai itu tumbuh 19% yoy dari posisi yang sama tahun lalu sebanyak Rp 115,24 miliar.

Hingga kuartal ketiga 2020, Generali mencatatkan premi Rp 1,75 triliun atau turun 4% yoy dari posisi September 2019 sebanyak Rp 1,83 triliun Kendati demikian, premi lanjutan masih mampu tumbuh 4% yoy menjadi Rp 1,07 triliun.

Selanjutnya: Ini permintaan nasabah jiwasraya kepada OJK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×