kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,21   13,90   1.53%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjual asuransi kendaraan sering tekor


Senin, 30 Juli 2012 / 17:13 WIB
Penjual asuransi kendaraan sering tekor
ILUSTRASI. Promo JSM Hypermart 2-5 Juli 2021 menawarkan produk-produk segar kebutuhan rumah tangga. Dok: Instagram Hypermart


Reporter: Mona Tobing |

JAKARTA. Bisnis asuransi tidak selamanya menguntungkan. Bahkan, asuransi kendaraan bermotor, yang selama ini menyumbang premi terbesar terhadap industri pun malah rawan kerugian. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mencatat, kerugian itu karena penjual asuransi kendaraan teledor mendata nasabah.

Bapepam-LK telah meneliti laporan perusahaan penjual asuransi kendaraan. Hasilnya, banyak perusahaan yang salah mendata nasabah mereka. "Kesalahannya mencapai 10% lebih, antara lain berupa dana yang tidak lengkap dan diragukan," kata Isa Rachmatarwata, Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK, akhir pekan lalu.

Menurut Isa, kesalahan itu terjadi karena perusahaan tidak memasukkan data nasabah secara lengkap. "Misalnya, terkait identifikasi kendaraan, apakah roda empat atau roda dua," papar Isa.

Hal ini membahayakan tingkat kesehatan perusahaan. Soalnya, beban klaim bisa lebih besar dibandingkan pendapatan premi. Bahkan, Isa mencatat, sejak penelitian laporan pada Mei lalu, setiap pekan selalu saja ada 1satu sampai dua perusahaan asuransi yang tekor karena masalah ini.

Sayang, Isa enggan merinci identitas dan kerugian perusahaan asuransi itu. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mendata, beban klaim asuransi kendaraan bermotor selalu naik setiap tahun. Tahun lalu, rata-rata klaim akibat kehilangan kendaraan bermotor mencapai Rp 15 miliar per bulan, naik 36% dibanding tahun sebelumnya.

Oleh karena itu, Bapepam-LK berharap penjual asuransi kendaraan segera memperbaiki sistem pendataannya. "Jika tidak, penjualan produk itu akan kami istirahatkan beberapa bulan sampai ada perbaikan," tegas Isa.

Indra Baruna, Direktur Utama PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance), mengaku, tingkat kesalahan pelaporan dana di perusahaannya kurang dari 1%. Soalnya, perusahaan ini sudah menggunakan sistem e-reporting.

Sistem itu bisa meminimalisir kesalahan teknis sehingga mencegah kerugian. "Kalaupun ada kesalahan, hanya berasal dari disiplin karyawan dalam menginput data," ujar Indra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×