Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Pensiun BCA atau Dapen BCA (DPBCA) menyatakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) berpotensi memberikan tekanan terhadap Return of Investment (RoI) industri dana pensiun.
Tercatat, suku bunga acuan BI sudah turun 4 kali sepanjang tahun ini menjadi 5%.
Direktur Utama Dana Pensiun BCA Budi Sutrisno menerangkan penurunan suku bunga acuan BI berdampak pada turunnya yield atau imbal hasil instrumen jangka pendek, seperti deposito dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
"Dengan demikian, berpotensi memberi tekanan pada RoI," ucapnya kepada Kontan, Kamis (21/8).
Baca Juga: Aset Dana Pensiun BCA Tumbuh 2,43% Jadi Rp 6,02 Triliun per Juli 2025
Budi mengatakan kondisi itu juga memberikan dampak positif berupa kenaikan nilai pasar (capital gain) pada obligasi pemerintah maupun Surat Berharga Negara (SBN) yang sudah dimiliki.
Namun, dia menilai untuk pembelian obligasi atau SBN baru, yield yang ditawarkan relatif lebih rendah dibanding periode sebelumnya, sehingga dapat menekan RoI ke depannya.
Budi menyampaikan Dana Pensiun BCA berupaya menjaga agar kinerja RoI tetap stabil meskipun terjadi penurunan suku bunga lewat sejumlah strategi. Adapun strateginya, seperti diversifikasi portofolio, penyesuaian tenor investasi, serta manajemen risiko yang disiplin.
Per Juli 2025, Budi mengungkapkan RoI Dana Pensiun BCA tercatat sebesar 5,51%. Angkanya meningkat, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,83%.
Baca Juga: PHK Berpotensi Tekan Arus Kas, Ini Strategi Dapen BCA
"Kenaikan itu didorong oleh kinerja instrumen pendapatan tetap, termasuk obligasi yang memperoleh tambahan nilai dari tren penurunan suku bunga, serta kontribusi pendapatan bunga dan dividen yang konsisten," tuturnya.
Meskipun demikian, Budi mengatakan pihaknya tetap mencermati bahwa pembelian obligasi atau SBN baru dengan yield lebih rendah dapat memberi tantangan bagi RoI pada periode mendatang.
Mengenai instrumen saham yang kini trennya sedang naik, Budi mengatakan Dapen BCA melihat hal itu sebagai peluang yang bisa dimanfaatkan. Namun, dia bilang alokasi ke instrumen saham masih dijaga dalam porsi terbatas, karena volatilitas pasar tetap tinggi.
Saat ini, Budi menyebut portofolio masih mendapat dukungan dari obligasi yang memperoleh keuntungan nilai akibat penurunan suku bunga, meski pembelian obligasi baru menawarkan yield lebih rendah.
Baca Juga: Aset Dana Pensiun Masih Tumbuh di Tengah Tekanan PHK, Ini Penyebabnya
Ke depan, dia mengatakan penyesuaian alokasi ke saham dapat dilakukan secara bertahap apabila tren bullish berlanjut, dengan tetap menjaga keseimbangan antara imbal hasil, likuiditas, dan kewajiban pembayaran manfaat pensiun.
Sebagai informasi, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat RoI dana pensiun gabungan per Mei 2025 sebesar 2,8%. Angkanya tercatat menurun, jika dibandingkan posisi per Mei 2024.
Selanjutnya: Bos Bulog: Ratusan Ribu Ton Beras SPHP Sudah Disalurkan ke Ritel Modern
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (22/8), Provinsi Ini Siaga Waspada Hujan Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News