kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.328   26,00   0,16%
  • IDX 7.398   86,28   1,18%
  • KOMPAS100 1.045   8,58   0,83%
  • LQ45 789   3,60   0,46%
  • ISSI 248   5,04   2,07%
  • IDX30 409   1,66   0,41%
  • IDXHIDIV20 466   1,61   0,35%
  • IDX80 118   1,07   0,92%
  • IDXV30 119   0,63   0,53%
  • IDXQ30 130   0,11   0,08%

Industri Multifinance Diproyeksikan Hanya Bisa Tumbuh Single Digit pada 2025


Senin, 21 Juli 2025 / 20:29 WIB
Industri Multifinance Diproyeksikan Hanya Bisa Tumbuh Single Digit pada 2025
ILUSTRASI. Pengunjung melihat unit mobil baru yang dijual di Jakarta (5/7/2025). Berdasarkan data Bank Indonesia di bulan Mei 2025, penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB) perbankan mencapai Rp 144,6 triliun, tumbuh 5,1% secara tahunan. Angka ini meningkat ketimbang bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 4,3% sebesar Rp 143,7 triliun. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan piutang pembiayaan multifinance terus menunjukkan perlambatan dari bulan ke bulan. Berdasarkan data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhannya makin melambat menjadi 2,83% YoY dengan nilai Rp 504,58 triliun per Mei 2025.

Mengenai hal itu, Praktisi dan Pengamat Industri Pembiayaan Jodjana Jody memproyeksikan piutang pembiayaan multifinance kemungkinan tak bisa tumbuh signifikan hingga akhir tahun ini. Dia bahkan memperkirakan pertumbuhan hanya akan berada di level single digit saja.

"Pertumbuhan diproyeksikan di bawah dobel digit. Untuk tumbuh 5% saja sudah bagus," katanya kepada Kontan, Senin (21/7).

Baca Juga: OJK Ungkap Satu Permohonan Merger Baru di Sektor Multifinance

Jody mengatakan proyeksi itu tak terlepas dari tantangan yang menghantui industri multifinance pada tahun ini sehingga menyebabkan pertumbuhan piutang pembiayaan terus melambat. Dia bilang salah satu tantangan yang paling dirasakan industri adalah lesunya penjualan kendaraan bermotor. Sebab, selama ini, mayoritas perusahaan multifinance mengandalkan kinerja dari segmen pembiayaan kendaraan bermotor.

"Memang industri multifinance merasakan tantangan berat karena sangat bergantung dengan otomotif roda empat dan dua yang trennya juga sedang turun," ujarnya.

Lebih lanjut, Jody mengatakan perusahaan multifinance harus bisa membaca peluang yang ada dan alternatif pembiayaan untuk bisa menggenjot kinerja hingga akhir tahun ini. Dia menyampaikan sejumlah peluang yang bisa dilirik, yakni rencana Makan Bergizi Gratis (MBG), hilirisasi pertanian dan pertambangan, hingga pembangunan perumahan.

Baca Juga: 5 Sektor Ekonomi Ini Jadi Penopang Terbesar Pembiayaan Multifinance per Mei 2025

Sebagai informasi, sejak awal tahun, tepatnya per Januari 2025, piutang pembiayaan multifinance tumbuh sebesar 6,04% secara Year on Year (YoY) dengan nilai Rp 504,33 triliun.

Angka pertumbuhannya melambat per Februari 2025 tercatat sebesar 5,92% YoY dengan nilai Rp 507,02 triliun. Selanjutnya, per Maret 2025 tercatat tumbuh 4,60% YoY dengan nilai Rp 510,97 triliun.

Per April 2025, hanya tumbuh sebesar 3,67% YoY, dengan nilai Rp 504,18 triliun per April 2025. Pertumbuhannya makin melambat menjadi 2,83% YoY dengan nilai Rp 504,58 triliun per Mei 2025. 

Baca Juga: Pembiayaan Alat Berat Multifinance Meningkat Menjadi Rp 47,61 Triliun pada Mei 2025

Selanjutnya: Harbour Energy Hengkang, Blok Tuna Dilanjutkan Zarubezhneft

Menarik Dibaca: Sisa 11 Hari Lagi, Tiket Diskon Kereta Api Sudah Terjual 89%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×