Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri gadai swaswa kian melorot. Bisnis penyaluran pinjaman dari perusahaan gadai swasta turun tajam dibandingkan tahun lalu.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai Oktober 2018, penyaluran pinjaman gadai swasta turun 46,93% menjadi Rp 251 miliar. Padahal Oktober tahun lalu, pelaku usaha gadai masih mampu menyalurkan pinjaman Rp 473 miliar.
Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Bambang W. Budiawan menjelaskan, penurunan itu disebabkan oleh pencabutan tanda terdaftar dari satu perusahaan gadai, yaitu PT Rimba Hijau Investasi pada Mei 2018. Akibat, penyaluran pinjaman gadai swasta di bulan Mei hanya sebesar Rp 242 miliar, sedangkan pada April masih di posisi Rp 530 miliar.
“Jika dilihat dari laporan OJK, penyaluran pinjaman gadai swasta terjadi di Mei 2018. Jumlah yang turun itu sebesar Rp 288 miliar jika dibandingkan April 2018,” kata Bambang kepada Kontan.co.id, Selasa (18/12).
Sebelum tanda terdaftar dicabut, menurut dia, Rimba Hijau Investasi menyalurkan pinjaman sebesar Rp 286,3 miliar. Pemberian sanksi pencabutan tersebut, telah mempengaruhi kinerja industri gadai swasta secara umum.
Meski demikian, ia menjelaskan tetap ada pertumbuhan pinjaman dari industi gadai swasta hingga Oktober 2018. Dari penyaluran pinjaman Rp 242 miliar di bulan Mei, meningkat Rp 9 miliar menjadi Rp 251 miliar di Oktober 2018. Di sisi lain, pertumbuhan bisnis gadai swasta kurang signifikan karena masih ada pelaku usaha yang belum menyampaikan laporan keuangan ke OJK.
“Tentu hal ini dipengaruhi oleh tingkat modal pelaku gadai swasta yang relatif kecil, di mana tiap lingkup kabupaten atau kota hanya sebesar Rp 500 juta dan untuk lingkup provinsi sebesar Rp 2,5 miliar,” ungkapnya.
Meski gadai swasta turun signifikan, tapi usaha PT Pegadaian (persero) tetap tumbuh. OJK merilis, sampai Oktober 2018, Pegadaian telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 40,07 triliun. Jumlah tersebut naik 9,27% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, yakni Rp 36,67 miliar.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian Harianto Widodo mengatakan beragam inovasi produk dan layanan Pegadaian telah menunjang kinerja perusahaan sehingga menghasilkan pertumbuhan bisnis signifikan.
“Adanya aplikasi Pegadaian Digital Services juga meningkatkan angka nasabah, apalagi nasabah pria. Karena di tahun 2018 nasabah pria mencapai 58%, sedangkan wanita mencapai 43%,”tambahnya.
Pegadaian terus memperluas jaringan distribusi dengan membuka 6.000 agen Pegadaian dan melakukan digitalisasi pelayanan secara online dengan layanan berbasis app (Pegadaian Digital Service). Pegadaian juga menyediakan produk baru dari tabungan berupa investasi emas, baik secara angsuran maupun tunai retail, serta penyediaan berbagai layanan transaksi keuangan seperti remittance dan payment.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News