kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Per Mei 2018, BNI Syariah bukukan kinerja positif


Rabu, 27 Juni 2018 / 16:26 WIB
Per Mei 2018, BNI Syariah bukukan kinerja positif
ILUSTRASI. Pelayanan Nasabah Bank BNI Syariah


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan syariah mencatatkan kinerja positif sampai dengan pertengahan tahun 2018. Salah satunya PT Bank BNI Syariah yang mencatatkan kenaikan signifikan dari sisi aset.

Direktur BNI Syariah Dhias Widhiyati menyebut sampai dengan bulan Mei 2018 total aset BNI Syariah mencapai Rp 39,7 triliun. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 31,5% secara tahunan atau year on year (yoy).

Anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) ini menjelaskan pertumbuhan aset tersebut utamanya didorong oleh kenaikan dana pihak ketiga (DPK) yang cukup besar pada bulan Mei 2018 yakni 28,7% menjadi sebesar Rp 33,32 triliun.

Selain itu, peningkatan aset perseroan juga ditopang dari kenaikan ekuitas sebesar 50,9% per Mei 2018. "Hal ini didorong kenaikan DPK 28,7% dan kenaikan ekuitas 50,9% (per Mei 2018) karena penambahan modal BNI induk sebesar Rp 1 triliun di akhir 2017.

Sementara itu, dari sisi pembiayaan Dhias menyebutkan pihaknya berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,5% yoy per Mei 2018 menjadi Rp 24,8 triliun. Bila dirinci, dari total pembiayaan tersebut paling banyak masuk ke segmen konsumer terutama perumahan yang mencapai Rp 5,9 triliun. Adapun, komposisi pembiayaan BNI Syariah antara lain 55% konsumtif dan 45% produktif.

Menurutnya, bila dibandingkan dengan pertumbuhan pembiayaan industri bank umum syariah (BUS) jumlah ini sudah tumbuh lebih tinggi. Sebagai catatan saja, data Statistik Perbankan Syariah (SPS) yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2018 menunjukan total pembiayaan BUS baru mengalami kenaikan sebesar 7,25% secara yoy menjadi Rp 191,04 triliun.

Lebih lanjut, BNI Syariah menguangkapkan dari sisi kualitas pembiayaan juga masih terjaga. Sampai dengan Mei 2018 rasio pembiayaan bermasalah alias non-performing financing (NPF) perseroan berada di kisaran 3,2%. Masih lebih baik dibandingkan industri (BUS) yang menapai 4,8% per April 2018.

Melihat pencapaian tersebut, BNI Syariah optimis seluruh target kinerja di 2018 yang dipatok pada awal tahun dapat terealisasi. Salah satunya pembiayaan yang ditarget dapat mencapai Rp 27 triliun pada akhir tahun 2018 serta laba bersih yng dipatok mencapai Rp 3400 miliar atau naik 31% dibanding pencapaian laba di tahun 2017.

"Dari sisi finansial BNI Syariah tidak melakukan perubahan signifikan atas rencana bisnis bank (RBB) yang telah disusun)," ujar Dhias kepada Kontan.co.id, Selasa (26/6).

Meski tak merubah rencana bisnis secara finansial, dari sisi non finansial BNI Syariah melakukan revisi. Antara lain penambahan produk aktivitas baru terkait pembayaran digital dan penambahan jaringan baru termasuk syariah channel outlet (SCO). Hal ini dilakukan perseroan agar layanan bisa lebih luas dan lebih dengan dengan nasabah.

Selain itu, BNI Syariah juga berniat untuk melakukan penyesuaian strategi terkait kenaikan suku bunga acuan. Salah satunya dengan menjaga besaran margin sesuai dengan margin bank pesaing. Sambil melakukan peninkatan dana murah alias current account and saving account (CASA) guna menjaga cost of fund. Di samping itu, pihaknya juga akan fokus melakukan ekspansi pada pembiayaan dengan resiko yang rendah.

"BNI Syariah akan lebih intens menggarap sektor produktif di segmen komersial dan SME (Usaha kecil menengah/UKM) dengan target pertumbuhan sekitar 20% (pembiayaan)," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×