Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri asuransi jiwa masih menunjukkan tren pelemahan hingga paruh pertama tahun ini. Pengamat menilai tekanan ekonomi dan minimnya sentimen positif menjadi faktor utamanya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total pendapatan premi asuransi jiwa per Juni 2025 tercatat sebesar Rp 87,48 triliun. Jumlah tersebut turun 0,57% secara tahunan (year on year/YoY).
Pada bulan sebelumnya, per Mei 2025 pendapatan premi asuransi jiwa juga tercatat terkoreksi sebesar 1,33% secara tahunan menjadi Rp 72,53 triliun.
Meski demikian, rasio kecukupan modal (Risk Based Capital/RBC) industri masih berada di level yang sehat, yakni 473,55% per Juni 2025, atau jauh di atas ambang batas minimum sebesar 120%.
Mengenai hal ini, pengamat asuransi Irvan Rahardjo menilai bahwa pelemahan kinerja premi asuransi jiwa ini dipicu oleh penurunan daya beli masyarakat yang semakin nyata.
Baca Juga: AAJI Optimistis Pendapatan Premi Asuransi Jiwa Bertumbuh pada 2025, Ini Alasannya
“Ini dipicu oleh penurunan daya beli masyarakat, yang ditandai oleh gelombang PHK dan sulitnya lapangan kerja," ujarnya kepada Kontan, Selasa (5/8/2025).
Di sisi lain, ia juga menyoroti bahwa kondisi pasar keuangan juga belum kondusif untuk mendorong minat terhadap produk asuransi jiwa, terutama yang berbasis investasi.
“Merosotnya jumlah kelas menengah dan tidak adanya sentimen positif investasi di pasar modal, akibat ketidakpastian global buntut tarif Trump dan perang dagang serta perang Rusia-Ukraina," tuturnya.
Baca Juga: AAJI Catat Premi Asuransi Jiwa Naik 3,2% di Kuartal I-2025, Ini Prospek Selanjutnya
Untuk menjaga kinerja premi ke depan, Irvan menyarankan untuk perusahaan asuransi agar terus berinovasi. Salah satunya dengan menghadirkan produk yang relevan untuk generasi muda. Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga likuiditas perusahaan, di tengah dinamika pasar yang fluktuatif.
“Perusahaan harus mulai menyasar Gen Z, memperkuat digitalisasi, serta memperluas kanal distribusi seperti broker dan agen,” sebutnya.
Baca Juga: Industri Asuransi Jiwa Masih Tertekan, Premi Turun Tipis pada Semester I-2025
Selanjutnya: Judi Online Menggerogoti Fondasi Ekonomi dan Potensi Masa Depan
Menarik Dibaca: Jangan Tergiur Promo Murah! Ini 4 Tips Menghindari Penipuan Agen Perjalanan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News