Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjamurnya fintech mulai menggarap bisnis layanan pengiriman uang antara negara atau remitansi rupanya bukan jadi kendala bagi perbankan. Hal itu justru akan jadi kesempatan bagi bank untuk melakukan kolaborasi guna memperluas jangkauan ke banyak negara.
Seperti PT Bank Mandiri Tbk yang sudah bekerjasama dengan beberapa fintech saat ini untuk memperluas jangkauan bisnis remitansi.
"Kami berkolaborasi dengan fintech baik incoming maupun outgoing. Kolaborasi tersebut membantu perseroan menghadirkan layanan transaksi yang semakin mudah, murah, dan nyaman untuk di akses nasabah," VP of Micro Funding & Remittance Services Bank Mandiri, Rolland Setiawan kepada kontan.co.id, Selasa (4/3).
Baca Juga: Transaksi Remitansi Perbankan Terus Melesat Sepanjang 2024
Rolland menerangkan, competitive advantage Bank yang memiliki jaringan dan reputasi yang terpercaya selalu jadi poin dalam menghadapi persaingan dengan fintech.
Selain itu, kata Rolland, transaksi remitansi di bank lebih frictionless dimana nasabah bisa melakukan remitansi langsung dari rekening nasabah tanpa harus melakukan top up atau transfer ke rekening perantara seperti yang dibutuhkan untuk bertransaksi pada rata-rata layanan fintech.
Dalam mendorong bisnis remitansi, Bank Mandiri juga terus berupaya meningkatkan layanan remitansi untuk nasabah dengan memberikan biaya pengiriman yang murah, kurs yang bersaing.
Selain itu, pihaknya juga telah memperluas opsi pengiriman remitansi melalui channel digital untuk nasabah perorangan melalui transfer valas di Livin’ by Mandiri sedangkan untuk nasabah badan usaha melalui platform Kopra by Mandiri dengan pilihan 18 mata uang dan lebih dari 180 negara tujuan dengan kecepatan transfer yang near-real time.
Baca Juga: Remitansi Bank BNI Mempermudah Pekerja Migran Akses Layanan Keuangan di Luar Negeri
Jika dilihat dari laman perusahaan, Bank Mandiri mengenakan tarif layanan remitansi mulai dari Rp 35.000 untuk pengiriman uang melalui mekanisme Telegraphic Transfer SWIFT di Cabang Bank Mandiri dengan menggunakan sumber dana Tabungan, Giro, ataupun tunai dari nasabah atau walk in customer.
PT Bank Syariah Indonesia (BSI) juga terus memperluas bisnis remitansi ke berbagai negara. Terbaru BSI memperluas bisnis remitansi ke Korea Selatan dengan menggandeng Gmoney Trans.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan, saat ini pihaknya telah memiliki mitra BSI Remitansi di antaranya GmoneyTrans Korea Selatan, SMJ Teratai Malaysia, Kyodai Remittance Jepang dan beberapa mitra lainnya.
"Untuk memudahkan nasabah mengakses layanan, BSI memiliki mobile banking BYOND by BSI dengan lebih dari 130 fitur yang bisa diakses di manapun dan kapan pun, sehingga nasabah bisa bertransaksi di negara lain," tutur Anton.
Baca Juga: Pegadaian Rilis Fitur Kirim Uang ke Luar Negeri, Begini Caranya
Adapun PT Bank Central Asia Tbk (BCA) akan terus membangun kerja sama dengan bank koresponden untuk mendorong bisnis remitansi dan tidak menutup kemungkinan juga bakal bermitra dengan fintech.
"Kami juga terus menggali peluang kerja sama dengan perusahaan penyedia layanan remitansi non bank, contohnya dalam layanan kiriman uang dari luar negeri," kata EVP Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn.
Jika dilihat dari laman resminya, BCA mengenakan tarif pengiriman uang dalam valas melalui e-channel sebesar Rp 35.000 dan melalui cabang sebesar Rp 50.000
Perkembangan Transaksi Remitansi
Sementara transaksi remitansi bank-bank ini juga terus meningkat. Perkembangan bisnis layanan transaksi remitansi di Bank Mandiri hingga Januari 2025 dari sisi frekuensi transaksi meningkat lebih dari 30% secara tahunan atau year on year (YoY). Adapun dari sisi volume juga meningkat lebih dari 20% YoY.
Rolland mengatakan, kenaikan transaksi tersebut didorong oleh beberapa faktor penting, termasuk perluasan coverage transfer dengan penambahan 8 mata uang baru pada fitur transfer valas melalui Livin' by Mandiri.
Seiring dengan pertumbuhan jumlah transaksi layanan remitansi, hingga Januari 2025 layanan remitansi retail individu berkontribusi memberikan komisi yang mencapai lebih dari Rp 140 miliar.
Baca Juga: Transaksi Remitansi Meningkat, Dorong Peningkatan Pendapatan Komisi Bank
"Melihat tren positif ini, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan kami, memperluas jangkauan, serta menyediakan solusi yang lebih inovatif untuk nasabah kami," katanya.
Rolland menyebut, pengiriman transaksi remitansi di Bank Mandiri didominasi dari beberapa negara seperti Saudi Arabia, United States dan Singapore.
Setali tiga uang, bisnis remitansi BSI juga mengalami tren pertumbuhan positif. Anton menyampaikan, pada posisi Januari 2025, bisnis remitansi BSI mencapai sekitar Rp 10 Triliun tumbuh 42% year on year. Dimana saat ini perseroan telah kerjasama bisnis remitansi di 13 negara.
Di sisi lain, kinerja layanan remitansi BCA juga terus tumbuh dan mengalami peningkatan positif. Hera mengatakan, capaian tersebut sejalan dengan komitmen BCA untuk senantiasa memberikan layanan terbaik bagi kebutuhan nasabah
Baca Juga: Bank Mandiri Catat Remitansi 2024 Rp 2T, Dukung PMI & Diaspora
"Respons yang baik dari nasabah dalam layanan remitansi BCA tercermin dari tingginya pertumbuhan transaksi remitansi via e-channel BCA, seperti KlikBCA Individu dan KlikBCA Bisnis. Nasabah juga sudah dapat menikmati kemudahan transaksi remitansi via aplikasi myBCA," ucap Hera.
Pertumbuhan transaksi remitansi disebut Hera turut berkontribusi positif bagi kenaikan pendapatan selain bunga BCA. Secara keseluruhan, pendapatan selain bunga BCA naik 10,2% YoY menjadi Rp 25,2 triliun, ditopang pendapatan fee dan komisi yang tumbuh 8,4% YoY sepanjang 2024.
Selanjutnya: Aset Industri Asuransi Tumbuh Capai Rp 1.146,47 triliun per Januari 2025
Menarik Dibaca: Allianz Life dan Maybank Perkenalkan Asuransi Jiwa MyProtection Future
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News