Reporter: Adrianus Octaviano, Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit yang fokus pada environmental, social and governance (ESG) kini mulai menjadi daya tarik industri perbankan. Ini tercermin dari jumlah kredit perbankan yang mengucur untuk sektor tersebut terus meningkat.
Sebut saja, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) atau BRI telah menyalurkan kredit ini hingga akhir kuartal I/2023 sebesar Rp 710,9 triliun. Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, angka tersebut mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 639,8 triliun.
Dari segi kontribusinya, BRI juga mencatatkan kenaikan di periode tersebut. Pada tiga bulan pertama tahun 2023 ini, portofolio kredit ESG milik BRI berkontribusi sekitar 66,7% dari total kredit, naik dari sebelumnya 65,6%
"Ini menjadikan BRI sebagai bank dengan portofolio kredit ESG terbesar di Indonesia," ungkap Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto, Senin (12/6).
Baca Juga: Peringkat ESG Bumi Resources (BUMI) Secara Keseluruhan Naik 17%
Lebih lanjut, Aestika mengatakan ada beberapa sub sektor yang mendominasi kredit ESG ini, antara lain UMKM, energi terbarukan (EBT), transportasi ramah lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam hayati & penggunaan lahan yang berkelanjutan secara lingkungan.
Aestika bilang keseriusan BRI dalam menggarap kredit pembiayaan hijau ini juga tampak pada peta jalan dan strategi keberlanjutan yang telah dibuat dengan fokus pada tiga pilar strategi, yaitu lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola perusahaan (governance).
“Secara garis besar Perseroan fokus pada strategi menghadapi perubahan iklim, pemberdayaaan masyarakat, serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik,” ujarnya.
Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga telah menyalurkan kredit ESG sebesar Rp 232 triliun hingga Maret 2023. Secara rinci, kucuran tersebut terbagi menjadi dua, yakni portofolio hijau atau green portfolio senilai Rp 109 triliun dan social portfolio sebesar Rp 123 triliun.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengungkapkan Bank Mandiri berkomitmen meningkatkan share sustainable financing serta mengembangkan produk keuangan berkelanjutan pada segmen wholesale dan ritel.
Ia merinci beberapa sektor yang mendominasi antara lain Pengelolaan SDA Hayati Berkelanjutan, sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), Produk Eco-Efficient, serta Transportasi Ramah Lingkungan.
“Pelaksanaan kegiatan tersebut merupakan salah satu inisiatif pada pilar sustainable banking, yang merupakan satu di antara tiga pilar strategis Bank Mandiri dalam penerapan ESG,” ujar Alexa.
Tak hanya bank pelat merah, bank swasta juga turut memperbesar kredit ESG.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA Hera F Haryn bilang penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tercatat sebesar Rp 180,8 triliun atau tumbuh 11,9% YoY per Maret 2023. “Berkontribusi 25% terhadap total portofolio pembiayaan BCA,” ujar Hera.
Hera bilang khusus untuk sektor energi terbarukan, pembiayaan yang diberikan BCA tercatat tumbuh sekitar 47% yoy. Dari pembiayaan tersebut, total kapasitas energi yang dihasilkan sekitar 210 MW.
Baca Juga: Dorong Aspek ESG, Bank Mandiri Perkuat Kolaborasi dengan Volta, MCAS Group
“Selain itu, BCA telah menyalurkan pembiayaan konsumsi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai yang mencapai Rp 327 miliar per Maret 2023, atau tumbuh 19 kali lipat secara tahunan,” tambahnya.
Direktur PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) Dadi Budiana mengungkapkan bahwa tahun ini pihaknya menargetkan kredit ESG akan tumbuh 17%. Tahun lalu, perusahaan mencatat kenaikan 20% atau senilai Rp 25 triliun.
Dadi bilang target tersebut lebih kecil dari pertumbuhan tahun lalu dikarenakan memperhatikan potensi dan peluang yang ada di tahun ini. Mengingat, peluang itu tak selalu sama.
Ia mencontohkan tahun lalu pertumbuhannya bisa mencapai 20% dikarenakan ada penyaluran kredit ESG ke korporasi besar. “Tahun ini kami belum melihat transaksi besar yang kami akan masuk,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dadi bilang pihaknya akan menggiatkan penyaluran kredit ke sektor-sektor yang berhubungan dengan energi terbarukan, pemrosesan limbah, dan kendaraan listrik beserta ekosistemnya.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengungkapkan alasan perbankan sudah mulai banyak menyalurkan kredit ke ESG ini karena secara tidak langsung juga adanya himbauan dari regulator yang disertai dengan beberapa insentif.
“Anjuran tapi setengah memaksa karena secara global arahnya ke sana,” ujar Amin.
Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) Salurkan Pembiayaan Berbasis ESG Hingga Rp 232 Triliun
Ia menilai saat ini sektor yang paling banyak diincar dari penyaluran kredit ESG oleh perbankan ini adalah energi terbarukan, pertambangan, dan perumahan. Dimana, pertumbuhan ini masih akan berlanjut.
“Profitnya juga lebih sustain dan dukungan beberapa pihak dari sektor ini kian banyak,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News