Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
“NPL sudah mulai naik, namun kami sudah mulai restrukturisasi sejak Maret lalu. Sementara soal subsidi bunga kami masih menunggu ketentuannya,” kata Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Handayani kepada Kontan.co.id.
Dua segmen kredit konsumsi ini memang mulai jadi andalan BRI, tahun lalu KPR perseroan tumbuh 19,2% (yoy) menjadi Rp 32,3 triliun, sedangkan KKB tumbuh 12,7% (yoy) menjadi Rp 4,1 triliun. Hingga 24 April 2020, BRI tercatat telah merestrukturisasi kredit senilai Rp 57,73 triliun kepada debitur 693.615, dengan perincian 686.798 debitur UMKM, sementara sisa 6.917 debitur non UMKM.
Baca Juga: Walau diterpa perlambatan ekonomi, likuiditas perbankan masih stabil
Sementara Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) Lan Darmawan berharap agar proses restrukturisasi dapat dibuat seoptimal mungkin, sehingga tidak memberatkan debitur maupun bank pelaksana.
“Tentu saja subsidi bunga akan membantu kami, asalkan persyaratan tidak berat baik bagi nasabah maupun bagi bank,” katanya kepada Kontan.co.id.
Lani yang mengaku sepanjang kuartal I-2020, KPR, dan KKB perseroan masih tumbuh di atas 10% (yoy). Meski demikian mulai kuartal II-2020, mulai terjadi perlambatan, dan juga peningkatan rasio kredit macet.
Adapun tahun lalu, KPR perseroan tumbuh 12,5 (yoy) menjadi Rp 33,78 triliun, sedangkan KKB tumbuh moderat sebesar 3,9% (yoy) menjadi Rp 6,46% (yoy).
Baca Juga: Pasar syariah dinilai potensial, Sun Life perluas jaringan
Sebagai catatan, permintaan kredit konsumsi, terutama KKB memang sudah melandai sejak tahun lalu seiring lesunya permintaan kendaraan bermotor, baik roda dua, maupun roda empat. Apalagi dengan adanya Covid-19.