kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbankan Menunggu Peluang untuk Terbitkan Obligasi


Sabtu, 03 Agustus 2024 / 05:45 WIB
Perbankan Menunggu Peluang untuk Terbitkan Obligasi
ILUSTRASI. Bank belum banyak yang menerbitkan obligasi.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kondisi likuiditas ketat, perbankan tampaknya tak terburu-buru dalam mencari sumber pendanaan lain. Dalam hal ini, bank belum banyak yang mencari pendanaan dari penerbitan obligasi.

Hal tersebut tercermin dari rencana bank untuk menerbitkan obligasi di paruh kedua tahun ini yang masih lebih sedikit dibandingkan periode semester I-2024. 

Pefindo mencatat sepanjang semester I-2024 penerbitan obligasi dari sektor perbankan senilai Rp 5,7 triliun.

Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito mengungkapkan bahwa di semester II-2024 ini, mandat yang baru diterima Pefindo, penerbitan obligasi dari industri perbankan baru sekitar Rp 4,9 triliun.

”Sedikit lebih kecil memang, yang akan menerbitkan obligasi empat bank,” ujarnya, Jumat (2/8).

Baca Juga: Ramai-Ramai Emiten Memilih Pendanaan Lewat Obligasi

Dito bilang kondisi tersebut dikarenakan kebutuhan bank untuk menerbitkan obligasi biasa saja. Di mana, pertumbuhan kredit juga tidak setinggi apa yang diperkirakan di awal tahun meskipun sudah cukup baik.

Di sisi lain,  ia melihat likuiditas perbankan sejatinya masih cukup terjaga. Di mana, likuiditas perbankan pada Juni 2024 memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing tercatat sebesar 112,33% dan 25,37%.

Oleh karenanya, Dito bilang saat ini perbankan sedang menghitung untung rugi apakah akan menerbitkan obligasi saat ini atau tunggu suku bunga turun. Ia bilang akan lebih mudah terjual jika obligasi memiliki bunga yang tinggi.

”Kalau nunggu bunga turun kan persaingan penerbitan obligasi jauh lebih tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi bilang pihaknya akan terus memonitor kondisi likuiditas pasar sepanjang sisa tahun 2024 ini. Ia optimistis pertumbuhan DPK saat ini masih bisa mendukung ekspansi bisnis.

Ia mengungkapkan, Bank Mandiri masih mempunyai beberapa opsi dalam rangka pendanaan jangka panjang. Dalam hal ini, transaksi bilateral maupun penerbitan surat utang.

Darmawan merinci, Bank Mandiri masih memiliki sisa plafon penerbitan green bond sebesar Rp 5 triliun dari total plafon Rp 10 triliun. Tak hanya itu, bank berlogo pita emas ini juga masih ada plafon Euro Medium Term Notes sebesar US$ 2,9 miliar dari plafon US$ 4 miliar.

Baca Juga: Ada Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga, Penerbitan Obligasi Emiten Masih Menarik

”Apabila dibutuhkan, Bank Mandiri memiliki opsi-opsi tersebut,” ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Keuangan BTN Nofry Rony mengungkapkan bahwa pihaknya menunggu kondisi pasar yang kondusif untuk penerbitan obligasi. Namun, ia sempat bilang berencana menerbitkan obligasi tahun ini. 

Ia bilang penerbitan obligasi di BTN sendiri lebih untuk strategi asset liability management. Sehingga, bukan untuk semata-mata pemenuhan likuiditas yang dimiliki. 

”Kita lihat kondisinya saja. Ya semisal saat suku bunga sudah turun,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×