kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan syariah agresif di pembiayaan produktif


Jumat, 03 Oktober 2014 / 13:23 WIB
Perbankan syariah agresif di pembiayaan produktif
ILUSTRASI. Ini 10 Tips Persiapan Mengemudi Jarak Jauh dengan Mobil untuk Mudik Lebaran 2023. KONTAN/Baihaki


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Industri perbankan syariah semakin agresif menyalurkan pembiayaan di sektor produktif. Ini disebabkan semakin banyak Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang menyadari pentingnya diversifikasi pembiayaan guna pengembangan bisnis.

“Di masa-masa awal kemunculan perbankan syariah, sebagian besar lebih banyak menyalurkan pembiayaan konsumtif. Kini semakin banyak bank syariah yang menyadari tidak bisa begitu terus,” kata Rizqullah, Bendahara Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), saat dihubungi KONTAN, Jumat (3/10).

Namun Rizqullah mengingatkan kalangan bank syariah, ekspansi dalam pembiayaan produktif meskipun positif, namun menimbulkan tantangan yang tak mudah. Perlu upaya esktra untuk memitigasi resiko mengingat pembiayaan di sektro produktif sangat mudah dipengaruhi faktor eksternal seperti pertumbuhan ekonomi makro dan sebagainya. “Disini perbankan syariah harus bisa menjawab tantangan ini ditengah sumber daya manusia (SDM) untuk analisis resiko yang belum sebanyak di perbankan konvensional,” pungkas Rizqullah.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2014, total pembiayaan yang disalurkan BUS maupaun UUS mencapai Rp 187,88 triliun. Dari jumlah tersebut, pembiayaan produktif terdiri dari pembiayaan modal kerja sebesar Rp 75,76 triliun dan pembiayaan investasi sebesar Rp 35,46 triliun atau masing-masing 40,32% dan 18,87% dari total pembiayaan. Sementara pembiayaan konsumsi sebesar Rp 76,65 triliun atau 40,79% dari total pembiayaan.

Porsi pembiaayan produktif perbankan syariah lebih besar dibanding periode yang sama tahun lalu. Di akhir Juli 2013, total pembiayaan yang disalurkan BUS maupaun UUS mencapai Rp 174,48 triliun. Dari jumlah tersebut, pembiayaan produktif terdiri dari pembiayaan modal kerja sebesar Rp 66,12 triliun dan pembiayaan investasi sebesar Rp 31,79 triliun atau masing-masing 37,89% dan 18,21% dari total pembiayaan. Sementara pembiayaan konsumsi sebesar Rp 76,57 triliun atau 43,88% dari total pembiayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×