kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -21.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Permintaan kredit naik, likuiditas aman


Kamis, 14 Januari 2016 / 11:25 WIB
Permintaan kredit naik, likuiditas aman


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Perbankan percaya diri bahwa permintaan kredit bakal membaik di tahun ini. Di saat yang sama, bank juga meyakini bahwa pertumbuhan tinggi kredit tidak bakal mengganggu likuiditas.

Bank Central Asia (BCA) misalnya. Bank milik Grup Djarum ini memprediksi, likuiditas perbankan akan sedikit mengetat di tahun ini. Pemicunya, proyek pembangunan infrastruktur pemerintah.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pengetatan likuiditas yang disebabkan proyek infrastruktur tidak mengkhawatirkan. Jahja menargetkan, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) BCA di kisaran 80%-82% di sepanjang tahun ini.

Prediksi ini naik sedikit di atas realisasi Desember 2015 yang berada di level 81%. “Kami jaga LDR di level yang aman, karena kalau terlalu tinggi akan bahaya,” ujar Jahja, Rabu, (13/1).

Jahja menambahkan, sepanjang tahun lalu, DPK berhasil tumbuh sebesar 7% atau mencapai Rp 358,3 triliun. Dari total jumlah itu, sebanyak 77% bersumber dari tabungan. Sisanya disumbangkan oleh giro dan deposito.

Dianggap aman, bank berkode saham BBCA ini belum berencana menambah likuiditas dari penerbitan pendanaan seperti obligasi. Tahun ini, BCA masih mengandalkan dana murah untuk menjaga likuiditas sekaligus struktur biaya dana (cost of fund).

Lebih optimistis, Bank J Trust Indonesia memprediksi,  kondisi likuiditas bank akan tertolong pelonggaran kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan giro wajib minimum (GWM) primer rupiah.

Selain itu, dengan inflasi di bawah 5% pada tahun lalu, ada potensi penurunan suku bunga Bank Indonesia atau (BI) rate pada awal tahun ini. Meski berstatus bank kecil,  Bank J Trust tidak khawatir bakal mengalami kekeringan likuiditas.

Ahmad Fajar, Direktur Utama Bank J Trust Indonesia menilai, rencana sejumlah bank yang akan memacu kredit infrastruktur tidak akan terlalu menekan likuiditas perbankan. Sebab, likuiditas masih beredar di antara bank.

“Ekspansi kredit ini karena uangnya masih tetap beredar di perbankan, Jadi bukan ditarik, kecuali kalau uangnya ditempatkan di deposito,” ujar Ahmad, kemarin.

Hitungan Ahmad, rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) Bank J Trust akan merangkak naik menjadi 85%. Posisi ini naik 7% ketimbang akhir tahun 2015 yakni sebesar 78%.

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi, dana pihak ketiga (DPK) akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan permintaan kredit. "LPS memprediksi bank akan mencatat pertumbuhan DPK sebesar 12,3% di tahun 2016 dan sebesar 12,6% di tahun 2017," kata Doddy Ariefianto, Plt Direktur Grup Risiko Perekonomian dan Sistem Perbankan LPS.

LPS menebak, deposito masih akan mendominasi sumber dana perbankan dengan porsi 40%-50% terhadap total DPK. Disusul tabungan menyumbang 30% dan giro 20%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×