Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) hanya mencatatkan volume bisnis bank garansi sebesar Rp 21,7 triliun per September 2019. Angka tersebut stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Fee based income (FBI) yang dibukukan BNI dari layanan itu juga stabil yakni sebesar Rp 375 miliar.
Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI mengatakan prospek bisnis layanan bank garansi tahun ini tidak sebagus tahun lalu karena ada penundaan beberapa proyek besar. Faktor penyebab lainnya adalah melemahnya pertumbuhan ekonomi.“Namun, kami sudah menyadari kondisi tersebut sejak awal tahun,” katanya.
Baca Juga: Bank asing minta pemberian pinjaman fintech diperketat, kenapa?
Bisnis bank garansi melayani semua sektor di antaranya infrastruktur, perhubungan, perdagangan, logistik, minyak dan gas, manufaktur, dan lain-lain.
Herry mengakui persaingan bisnis layanan bank garansi juga cukup tinggi karena merupakan produk standard dan banyak bank memiliki produk tersebut. “Oleh karena itu, kecepatan proses untuk bisa memenangkan persaingan,” ujar Herry.
Herry optimistis BNI bisa membukukan fee based income sebesar Rp 500 miliar dari bank garansi hingga akhir tahun. Pasalnya, dalam dua bulan terakhir permintaan layanan yang diterima BNI sudah meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News