kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan kredit perbankan hanya capai separuh target awal


Kamis, 16 Januari 2020 / 23:09 WIB
Pertumbuhan kredit perbankan hanya capai separuh target awal
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi di teller Bank BCA Tangerang Selatan, Senin (1/7). Bank BCA mencatatkan tingkat kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) per April 2019 berkisar 1,4% sampai 1,5% secara total/pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/01/07/2019


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit industri perbankan pada tahun 2019 melambat cukup tajam dibanding tahun sebelum. Realisasinya tidak mencapai target Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meskipun sudah dua kali regulator ini memangkas target kredit tahun lalu.

Laju penyaluran kredit perbankan tahun 2019 hanya tumbuh 6,08%. Pertumbuhan kredit tersebut anjlok hampir separuh dari angka pertumbuhan tahun sebelumnya. Pada tahun 2018, penyaluran kredit industri perbankan masih tumbuh sebesar 11,7%.

Semula OJK mematok target kredit tumbuh 12%-14%. Target kemudian dipangkas jadi 9%-11% di Juni akibat melemahnya permintaan akibat tekanan global dan diturunkan lagi jadi 8%-10%.

Baca Juga: Bank siap himpun dana non-konvensional

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, ada hal fundamental yang menyebabkan perlambatan itu. Pertama, korporasi di dalam negeri lebih banyak menggunakan sumber pembiayaan offshore atau pinjaman luar negeri.

"Pembiayaan offshore meningkat cukup dalam sebesar 133,6% menjadi Rp 130,4 triliun," katanya di Jakarta, Kamis (16/1).

Lalu, perbankan juga banyak melakukan investasi pada Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat mengalami kenaikan sebesar 15,8%. Itu juga menambah dampak perlambatan. Secara keseluruhan, Wimboh menilai perlambatan laju kredit itu tidak lepas dari kondisi global.

Pertumbuhan kredit perbankan didominasi oleh bank BUKU IV yang tumbuh 7,8% yoy sedangkan BUKU III tumbuh 2,4% yoy, BUKU II tumbuh 8,4% yoy, dan BUKU I tumbuh 6,4% yoy.

Baca Juga: Jadi bank digital, Bank Royal siap tawarkan bunga simpanan tinggi

Pertumbuhan kredit ini ditopang oleh sektor konstruksi tumbuh 14,6 % yoy dan rumah tangga tumbuh 14,6 % yoy.

Sejalan dengan itu, kredit investasi meningkat 13,2% yang menunjukkan potensi pertumbuhan sektor riil ke depan.

Bank besar juga mengalami perlambatan kredit meskipun masih berhasil tumbuh di atas industri. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya hanya berhasil mencatat pertumbuhan kredit 9,3% tahun 2019. Sedangkan tahun sebelumnya, bank swasta ini menorehkan laju kredit tumbuh 15,1%.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA mengatakan, perlambatan kredit tahun lalu akibat lemahnya permintaan dari beberapa sektor seperti pertambangan. "Sementara permintaan dari sektor lain masih tumbuh merata," kata Jahja. Walaupun melambat, realisasi kredit BCA itu masih sesuai target perseroan yakni 8%-10%.

Realisasi penyaluran kredit Bank BNI juga disebut hanya tumbuh single digit tahun lalu. Namun, capaiannya masih berada di atas rata-rata pertumbuhan industri.

Baca Juga: Tak mau kalah dari fintech, bank genjot kredit online

Menurut Direktur Utama Bank BNI Achmad Baiquni, perlambatan pertumbuhan kredit terjadi karena penarikan kredit dari BUMN turun karena telah menerima pembayaran dana talangan dari pemerintah. "BUMN menerima pembayaran piutang dari proyek yang digarap akhir tahun tahun," ujarnya.

Baiquni menyebut, segmen UMKM tercatat tumbuh paling tinggi dan disusul oleh segmen korporasi yang tumbuh dua digit. Sedangkan segmen menengah tidak tumbuh.

Kredit PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga disebut masih tumbuh di atas industri tahun lalu. Hanya saja Sunarso, Direktur Utama BRI tidak bersedia menyebut angka detailnya. Adapun target kredit bank ini sebelumnya tumbuh 10%-11%. "Nanti akan kita umumkan," ujarnya.

Royke Tumilaar, Direktur Utama Bank Mandiri juga menyebut capaian kredit perseroan tahun 2019 tidak mencapai target. Namun, dia belum menyebut berapa realisasinya. Bank ini mematok target 10%-12% tahun lalu dan kemudian dipangkas jadi 8%-9%.

Pertumbuhan kredit Bank CIMB Niaga juga melambat tahun 2019. Tigor Siahaan, Presiden Direktur CIMB mengatakan, perlambatan itu seiring dengan industri.

"Seperti yang disebutkan OJK perlambatan itu karena banyak juga korporasi yang melakukan pinjaman offshore. Kemudian bank juga membiayai SUN dan itu tidka dicatat dalam kredit walaupun pada akhirnya itu juga akan masuk ke sektor riil juga," jelasnya.

Baca Juga: OJK: Sepanjang 2019 kredit perbankan hanya tumbuh 6,08%

Optimistis 2020 membaik

OJK optimis sektor jasa keuangan bakal membaik tahun 2020 karena akan ada penurunan resiko dari perlambatan ekonomi global dan gejolak geopolitik

Kinerja intermediasi perbankan diperkirakan tumbuh di kisaran 11%+1 dengan tingkat resiko akan terjaga rendah. Wimboh mengatakan, optimisme itu tercermin dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2020 yang menargetkan ekspansi kredit 10%.

Tigor menyebut target kredit CIMB akan mendekati target OJK. Sementara BCA hanya mematok target kredit 9% tahun ini. Jahja bilang, pihaknya tidak berani terlalu optimis di awal. "Lebih baik hasilnya melampaui industri kalau permintaan kredit besar." ujarnya.

Sementara Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah melihat ada dua skenario dasar melihat apakah target OJK itu bisa dicapai.

Pertama, jika pertumbuhan ekonomi sama dengan tahun lalu dan ditambah dengan adanya penurunan suku bunga global maka akan memacu pertumbuhan kredit.

Kedua, jika ekonomi dunia membaik maka akan membawa dampak positif bagi Indonesia. Dengan fundamental makro yang bagus maka pertumbuhan ekspor akan terdongkrak dengan membaiknya ekonomi global itu dan ekonomi domestik akan tumbuh.

Itu dengan catatan ketidakpastian glabal dan masalah geopolitik minim. "Dari dua itu, skenario kedua menurut saya lebih cepat mendorong kredit,"ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×