Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pesatnya digitalisasi, bisnis asuransi berbasis teknologi dinilai punya potensi besar untuk bertumbuh. Salah satu perusahaan yang menggeluti bisnis ini adalah PT Asuransi Simas Insurtech.
Direktur Utama Simas Insurtech, Teguh Aria Djana mengungkapkan kemajuan teknologi membuat asuransi berbasis digital mulai dilirik. Ini terlihat dari banyaknya asuransi konvensional yang melakukan kerja sama dengan Simas Insurtech, alhasil mendorong pertumbuhan bisnis.
Hingga bulan Juli 2024, perusahaan ini mencatat pertumbuhan gross written premium (GWP) sebesar 170% secara tahunan menjadi Rp 2,3 triliun.
"Sudah banyak asuransi yang melakukan kolaborasi dengan perusahaan insurtech untuk menghadirkan asuransi digital. Sehingga memang insurtech akan sangat menarik dan terus berkembang ke depannya," kata Teguh kepada KONTAN, Rabu (7/8).
Baca Juga: Insurtech Fuse Gandeng Asuransi Simas Jiwa Luncurkan Produk Baru
Di samping itu, Simas Insurtech juga melakukan sejumlah inovasi untuk mengembangkan produk. Teguh mengatakan salah satu yang masih terus dieksplorasj adalah produk siber yang diproyeksi banyak menjadi kebutuhan individu dan korporasi.
Selain itu, perusahaan asuransi Fuse Insurtech juga menilai potensi bisnis ini sangat besar di Indonesia mengingat perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Co-founder & Chief Executive Officer (CEO) Fuse, Ivan Sunandar mengatakan di tahun lalu saja Fuse Insurtech mengalami pertumbuhan hingga 30% secara year on year.
"Prospeknya bagus, dimana tahun lalu kami improve lebih dari 30% secara year-on-year. Mungkin gambaran saja tahun lalu itu kami secara premi itu tembus Rp 4 triliun," kata Ivan di Jakarta, Rabu (7/8).
Baca Juga: Sejumlah Asuransi Umum Raih Kinerja Positif di Lini Asuransi Kendaraan
Dengan demikian, Ivan semakin optimistis bisnis insurtech akan terus bertumbuh seiring kondisi ekonomi yang membaik. Ia pun membidik pertumbuhan hingga 40% dibandingkan realisasi akhir tahun lalu.
Untuk mencapai target itu, Fuse Insurtech terus berinovasi terhadap produk-produk, serta melakukan kerja sama strategis untuk memperluas pasar.
Terbaru, Fuse melakukan kerja sama dengan asuransi Simas Jiwa menghadirkan produk asuransi jiwa dwiguna. Selain itu, Ivan juga mengatakan Fuse Insurtech telah memperluas pasarnya hingga ke Vietnam dan Thailand.
Adapun sebelumnya, Direktur EksekutifAsosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Bern Dwiyanto mengatakan, penggunaan aplikasi digital atau insurtech memudahkan masyarakat untuk mengenal dan memahami produk asuransi.
Dengan demikian akan menjangkau lebih banyak masyarakat membeli produk asuransi.
Baca Juga: Simas Insurtech Catat Pendapatan Premi Rp 1,7 Triliun Hingga Mei 2024
"Untuk asuransi umum, tidak semua produk asuransi dapat di digitalisasi, masih membutuhkan pemasaran secara tatap muka. Hanya produk simple risk yang (kendaraan bermotor personal, house hold, personal accident dan travel insurance). Tenaga pemasar masih sangat dibutuhkan," ujar Bern kepada Kontan.co.id, Senin (1/7).
Di samping itu, kebijakan transformasi digital dalam sektor jasa keuangan juga menjadi salah satu prioritas OJK tahun ini. Adapun, kebijakan digitalisasi di industri asuransi menjadi salah satu yang menjadi perhatian guna pengembangan digitalisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News