kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.590.000   29.000   1,13%
  • USD/IDR 16.782   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

Pinnacle Investment Targetkan Dana Kelolaan Tumbuh di Atas 20% pada 2026


Rabu, 24 Desember 2025 / 15:37 WIB
Pinnacle Investment Targetkan Dana Kelolaan Tumbuh di Atas 20% pada 2026
ILUSTRASI. Pinnacle Investment menargetkan pertumbuhan Asset Under Management (AUM) atau dana kelolaan tumbuh dua digit pada tahun 2026. (KONTAN/Muradi)


Reporter: Ade Priyatin | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pinnacle Persada Investama atau Pinnacle Investment menargetkan pertumbuhan Asset Under Management (AUM) atau dana kelolaan tumbuh dua digit pada tahun 2026.

Per November 2025, Pinnacle Investment mencatat total AUM sebesar Rp2,5 triliun. Dengan fokus pada pertumbuhan yang sehat, mereka memproyeksikan kenaikan AUM di atas 20% pada tahun mendatang.

"Kami berharap bisa ada pertumbuhan AUM yang cukup baik di atas 20 persen untuk tahun depan," ungkap CEO Pinnacle Investment, Guntur Putra, kepada Kontan, Selasa (23/12/2025).

Meski arah pertumbuhan akan lebih selektif, Pinnacle Investment percaya target tersebut dapat direalisasikan berkat dorongan konsistensi kinerja investasi, terjaganya kepercayaan investor, penguatan distribusi dan inovasi produk, serta manajemen yang kuat.

Baca Juga: Pinnacle Investment: Penurunan Yield Obligasi Berdampak ke Reksadana Pendapatan Tetap

"Pertumbuhan akan lebih selektif dan menuntut konsistensi kinerja serta tata kelola yang kuat," ucap Guntur.

Pada tahun 2026, Pinnacle Investment juga berencana menerbitkan sejumlah reksadana baru untuk memenuhi kebutuhan investor.

Di sisi lain, investor ritel diperkirakan tetap menjadi motor utama pertumbuhan dana kelolaan, khususnya dari segmen emerging affluent.

Sementara itu, instrumen reksadana saham dan campuran dengan strategi aktif serta reksadana pendapatan tetap yang dikelola secara selektif diperkirakan akan banyak diminati.

Meski demikian, perusahaan juga mencermati sejumlah tantangan yang berpotensi memengaruhi kinerja industri, mulai dari volatilitas global, persaingan yang semakin ketat, hingga perkembangan regulasi.

Baca Juga: Dana Kelolaan Pinnacle Investment Capai Rp 2,5 Triliun per Oktober 2025

Penerapan MIKU 1 dan MIKU 2 yang mencakup penguatan permodalan dan ketentuan minimal AUM menjadi salah satu aspek yang mereka perhatikan.

Untuk merespons tantangan tersebut, Pinnacle Investment mempersiapkan langkah antisipatif melalui penguatan riset, disiplin manajemen risiko, serta penerapan tata kelola perusahaan yang solid.

"Pinnacle tentunya mempersiapkan diri melalui penguatan riset, disiplin manajemen risiko, dan tata kelola yang solid," pungkas Guntur.

Selanjutnya: Rupiah Menguat Tipis Setelah Tertekan 7 Hari, Dolar AS Melemah Jelang Natal

Menarik Dibaca: Fase Transisi Pemulihan Bitcoin cs di 2026, Begini Strategi bagi Investor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×