kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -10.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.287   7,00   0,04%
  • IDX 7.110   12,36   0,17%
  • KOMPAS100 1.022   -3,34   -0,33%
  • LQ45 776   -1,55   -0,20%
  • ISSI 234   -0,27   -0,11%
  • IDX30 400   -1,15   -0,29%
  • IDXHIDIV20 460   -1,93   -0,42%
  • IDX80 115   -0,30   -0,26%
  • IDXV30 116   -0,47   -0,40%
  • IDXQ30 128   -0,72   -0,56%

Piutang Pembiayaan Tumbuh 2,83% per Mei 2025, Melambat Dibanding April


Selasa, 15 Juli 2025 / 09:58 WIB
Piutang Pembiayaan Tumbuh 2,83% per Mei 2025, Melambat Dibanding April
ILUSTRASI. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis) Pertumbuhan kinerja industri pembiayaan masih menunjukkan tren positif secara tahunan, namun lajunya melambat jelang pertengahan tahun ini.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kinerja industri pembiayaan masih menunjukkan tren positif secara tahunan, namun lajunya mulai melambat menjelang pertengahan tahun ini.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) piutang pembiayaan tumbuh 2,83% secara year on year (YoY) mencapai Rp 504,59 triliun per Mei 2025. 

Meski tumbuh secara tahunan, tren melambat jika dibandingkan dengan posisi April 2025 yang mencatatkan pertumbuhan 3,67% menjadi senilai Rp 504,18 triliun.

Pengamat multifinance Jodjana Jody mengatakan tren perlambatan piutang pembiayaan ini sudah diperkirakan sejak awal tahun seiring dengan melambatnya aktivitas ekonomi domestik. 

“Kuartal I masih tertolong momentum Lebaran dan subsidi pemerintah seperti bansos serta subsidi listrik. Namun setelah itu, situasinya melambat dan Non Performing Financing (NPF) mulai memburuk,” kata Jody kepada Kontan, Senin (15/7).

Baca Juga: BCA Life Catatkan Laba Rp 9,05 Miliar pada Semester I-2025

Ia menambahkan, pelaku usaha pembiayaan juga telah melakukan pengetatan kredit sejak awal tahun, lantaran sinyal pemburukan kualitas aset sudah terlihat sejak semester II tahun lalu.

“Pertumbuhan yang melambat justru menunjukkan sikap kehati-hatian lembaga keuangan dalam menyalurkan pembiayaan, mengingat kualitas konsumsi masyarakat belum pulih sepenuhnya,” ujarnya.

Selain itu, kondisi global turut menjadi faktor pemberat. Situasi geopolitik yang tidak menentu serta perang dagang dinilai berisiko menekan potensi ekspor Indonesia dan berdampak terhadap perekonomian nasional.

Salah satu perusahaan multifinance yakni PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatatkan pertumbuhan piutang pembiayaan sebesar 29% secara YoY menjadi Rp 11,91 triliun per Mei 2025.

Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman menyampaikan bahwa pertumbuhan tersebut didorong oleh meningkatnya penyaluran pembiayaan baru selama tahun berjalan 2025.

“Meski kondisi tahun 2025 ini cukup menantang, namun CNAF mampu mempertahankan kinerjanya dengan tetap konsisten tumbuh positif,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (11/7).

Sepanjang tahun 2025 ini, CNAF menargetkan piutang pembiayaan dapat tumbuh sekitar 9%. Adapun untuk mencapai target tersebut, CNAF akan mengoptimalkan seluruh lini pembiayaan, termasuk pembiayaan kendaraan baru, kendaraan bekas, serta pembiayaan kembali (refinancing).

Hingga akhir Mei 2025, PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance) juga mencatat pertumbuhan piutang pembiayaan sekitar 4% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan Mandala Finance Roberto AK Un mengatakan, pertumbuhan tersebut ditopang oleh pembiayaan konsumen, khususnya dari segmen kendaraan roda dua (baru dan bekas), mobil bekas, serta pembiayaan multiguna untuk berbagai kebutuhan, termasuk modal kerja pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Kami melihat faktor pendorong piutang pembiayaan masih berasal dari segmen kendaraan roda dua dan multiguna karena segmen ini masih menjadi pilihan masyarakat Indonesia untuk mendukung kegiatan mobilitas dan kebutuhan produktif,” kata Roberto kepada Kontan, Jumat (11/7).

Mandala Finance optimistis terhadap prospek pembiayaan konsumen tahun ini. Sejalan dengan proyeksi Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) yang memperkirakan pertumbuhan industri berada di kisaran 7%–8%.

“Hingga saat ini tidak ada revisi target yang dilakukan. Kami terus memantau dinamika pasar dan menjaga prinsip kehati-hatian agar kualitas pembiayaan tetap terjaga di tengah tantangan daya beli masyarakat dan ketatnya persaingan industri,” ujar Roberto.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Selasa (15/7) UBS dan GALERI 24

Selanjutnya: Promo Chigo x Flip dengan BRI sampai 31 Juli, Diskon sampai 50% Khusus Beli di Outlet

Menarik Dibaca: Promo Chigo x Flip dengan BRI sampai 31 Juli, Diskon sampai 50% Khusus Beli di Outlet

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×