kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Porsi penyaluran kredit UMKM perbankan baru mencapai 20,48%


Senin, 21 Maret 2011 / 12:14 WIB
Porsi penyaluran kredit UMKM perbankan baru mencapai 20,48%
ILUSTRASI. Google


Reporter: Bernadette C., Roy Franedya |

JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ternyata tidak sederas yang diklaim para bankir selama ini. Data Bank Indonesia (BI) sampai akhir Januari 2011 menunjukkan, penyaluran nilai kredit UMKM perbankan baru sebesar 20,48% dari total kredit bank atau setara Rp 360,67 triliun.

Padahal, selama ini diyakini kredit UMKM perbankan nilainya mencapai 52,48% dari total kredit bank atau setara Rp 926,78 triliun. Penurunan porsi ini imbas langsung dari perubahan definisi kategori kredit UMKM oleh BI.

Direktur Kredit, Bank Perkreditan Rakyat dan UMKM BI Edy Setiadi menjelaskan, kategori kredit UMKM di perbankan kini tidak lagi berdasarkan besar plafon yakni sampai Rp 5 miliar. Kategori kredit UMKM sekarang mengacu pada Undang-Undang Nomor 20/2008 tentang UMKM, yaitu kredit yang mengalir ke usaha produktif, sesuai kriteria di beleid tersebut. "Mengacu definisi yang baru, kredit UMKM memang masih kecil. Sisanya (dari kategori lama) masuk kredit konsumsi," jelas Edy.

BI mengetatkan kategori ini agar perbankan lebih fokus menyalurkan kredit produktif. Maklum, selama ini perbankan kita memasukkan kredit tanpa agunan (KTA) kedalam kategori kredit UMKM.

Pengetatan definisi ini juga berpengaruh pada target penyaluran kredit UMKM bank tahun 2011. Tahun ini, nilai penyaluran kredit UMKM diperkirakan sebesar Rp 106 triliun.

Tahun lalu, realisasi kredit sektor ini dengan kategori "lama" mencapai Rp 189,39 triliun. "Rencana bisnis bank menargetkan kredit segmen ini tumbuh 25% tahun ini. Meski nilainya menjadi kecil, tapi itu nanti benar-benar kredit produktif," imbuh Edy.

Self Employed Mass Market Head Danamon Minhari Handikusuma menilai, redefinisi kredit UMKM ini akan memacu bank lebih serius menggeber kredit produktif. "Bank tidak akan bisa mengklaim telah menyalurkan kredit produktif, padahal sebenarnya sifatnya konsumtif," ujarnya. Danamon mengklaim, selama ini sudah memisahkan kredit UMKM dengan kredit konsumtif berplafon sama.

Direktur Business Banking Bank Mandiri Soenarso juga mengklaim hal serupa. "Penyaluran di tempat kami sudah sesuai definisi baru," ujarnya. Tahun 2011, Bank Mandiri menargetkan sektor ini tumbuh 30% dari realisasi 2010 senilai Rp 32,83 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×