Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit link diperkirakan masih akan tetap diminati meskipun mengalami penurunan kinerja signifikan pada semester I-2024.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat premi unit link mencapai Rp 36,68 triliun pada semester I-2024, turun 13,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp 42,56 triliun.
Menanggapi hal ini, Head of Customer and Marketing MSIG Life, Lukman Auliadi, menyatakan bahwa unit link masih akan diminati masyarakat.
Baca Juga: Premi Unitlink Anjlok 13,8% pada Juli 2024, OJK Prediksi Ada Ekuilibrium Baru
Menurutnya, produk ini menawarkan fleksibilitas bagi nasabah dalam menentukan anggaran dan proteksi sesuai kebutuhan.
"Unit link tetap memiliki segmen pasarnya sendiri, sehingga pertumbuhannya di MSIG Life juga masih baik," ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (11/9).
MSIG Life mencatatkan pendapatan premi dari unit link sebesar Rp 685 miliar pada semester I-2024, naik 27% dibandingkan tahun lalu dan menyumbang 45% dari total pendapatan premi. Sementara itu, pendapatan dari produk tradisional berkontribusi 51% terhadap total pendapatan premi.
Lukman menegaskan bahwa MSIG Life akan terus meningkatkan kinerja unit link. Perusahaan juga berkomitmen untuk menyesuaikan operasional dengan regulasi baru guna memastikan kepatuhan dan efisiensi, serta mendorong inovasi produk dan peningkatan layanan pelanggan.
"Melalui teknologi dan pelatihan, kami berupaya meningkatkan kepuasan dan loyalitas nasabah," tambahnya.
Baca Juga: Naik 45%, Pendapatan Premi Unitlink MSIG Life Capai Rp 685 Miliar di Semester I-2024
Sejalan dengan itu, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia juga menilai unit link masih memiliki segmen yang potensial.
Chief Marketing Officer Generali Indonesia, Vivin Arbianti Gautama, menekankan pentingnya edukasi dan pemahaman kebutuhan nasabah yang beragam, serta menerapkan strategi multi-channel dan multi-product.
Vivin menyebutkan bahwa pada semester I-2024, pendapatan premi di Generali Indonesia masih didominasi oleh produk tradisional, meskipun ia tidak merinci nilainya.
Menurutnya, literasi yang semakin meningkat membuat nasabah lebih memahami produk yang sesuai dengan kebutuhan finansial.
"Bagi kami, yang terpenting adalah memberikan perlindungan finansial atas risiko hidup, baik terkait sakit maupun kematian," ujar Vivin kepada Kontan.co.id, Rabu (11/9).
Untuk mendorong penjualan produk asuransi, baik unit link maupun tradisional, setiap perusahaan perlu melihat potensi pasar Indonesia yang luas dengan berbagai segmen dan kebutuhan proteksi yang berbeda.
"Di setiap segmen, termasuk segmen anak muda, nasabah memiliki prioritas proteksi yang berbeda. Kami memberikan keleluasaan kepada nasabah untuk memilih produk sesuai kebutuhan, baik unit link maupun tradisional," tambahnya.
Baca Juga: AAJI Sebut Pendapatan Premi Unit Link Turun 13,8% pada Semester I-2024
BNI Life Genjot Premi Unit Link dan Tradisional
Plt Direktur Utama BNI Life, Neny Asriany, menyebutkan penjualan unit link mengalami penurunan pada semester I-2024, dengan premi unit link turun 13,8% menjadi Rp 36,68 triliun.
Penurunan ini disebabkan oleh masa transisi dan adaptasi terhadap implementasi aturan baru PAYDI SEOJK 5/2022.
Pada Agustus 2024, porsi premi unit link juga mengalami kontraksi menjadi 26%, turun dari 29% pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: BNI Life Catat Hasil Investasi Mencapai Rp 723,6 Miliar Per Juli 2024
Sebaliknya, premi produk tradisional naik menjadi 74% dibandingkan 71% pada periode yang sama tahun lalu.
Neny menyatakan bahwa BNI Life akan terus menggenjot penjualan produk tradisional dan unit link hingga akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News