Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan teknologi juta tak luput atas potensi kejahatan di dunia maya seperti pencurian data pribadi yang kembali merebak awal tahun ini. Sejumlah perusahaan besar diterpa masalah kebocoran data pengguna di level internasional.
Chief Technology Officer (CTO) Qoala, Martin Hong menyebut, kondisi ini sangat meresahkan masyarakat, terutama ketika data pribadi disalahgunakan oknum tak bertanggung jawab.
Terkait hal ini, perusahaan insurance technology Qoala berkomitmen untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan data pengguna. Dengan terus meningkatkan sistem keamanan dengan mengembangkan infrastruktur teknologi informasi terbaik.
Baca Juga: OVO bersiap aplikasikan pembayaran jalan tol berbasis MLFF
"Bagi kami, kepercayaan customer adalah prioritas utama, karena itu Qoala terus berupaya memberikan layanan terbaik, mulai dari mengembangkan produk asuransi hingga menjaga keamanan data customer. Database kami dienskripsi dan di-backup secara reguler," kata Martin dalam keterangan resminya, Senin (1/2).
Kemudian akses ke data pribadi dikontrol secara ketat sementara data-data yang sifatnya sensitif sangat dirahasiakan. Bahkan, jika pelanggan ingin mengubah data yang sifatnya sensitif, maka harus melalui autentikasi kode one-time password atau OTP.
Tim internal Qoala juga tidak memiliki otorisasi untuk mengakses password, semua disimpan menggunakan teknik hashing. Hal ini dibarengi peningkatan pelayanan, penerapan fitur keamanan yang lebih canggih untuk melindungi sistem, akun dan data pelanggan.
Qoala sedang dalam proses mendapatkan sertifikasi berstandar internasional ISO 27001. ISO dipilih karena merupakan sistem sertifikasi keamanan informasi yang mudah dikembangkan secara berkala. termasuk jika ke depannya dibutuhkan sertifikasi keamanan yang lebih spesifik.
Baca Juga: Hingga akhir 2020, OVO salurkan dana insentif Kartu Prakerja kepada 1,6 juta penerima
Ia menyarankan, pelanggan jangan pernah membagikan OTP kepada siapapun serta mengganti password secara berkala. Ini merupakan cara untuk menghindari dari kejahatan pencurian data di dunia maya.
"Upayakan tidak menggunakan password yang sama di berbagai situs atau aplikasi. Tentunya, password harus beda dan unik," pungkas Martin.
Selanjutnya: E-commerce bersaing salurkan pembiayaan produktif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News