Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penghimpunan dana murah menjadi salah satu fokus PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tahun ini. Pasalnya, dana murah yang dimiliki BRI paling mini jika dibandingkan bank-bank jumbo lain yang masuk kategori KBMI 4.
Terlebih, peningkatan dana murah bertujuan agar cost of fund dari BRI tidak naik tinggi. Pada kuartal I/2025, cost of fund BRI saja sudah mencapai 3,35% dari kuartal sebelumnya di level 2,75%.
Adapun, rasio dana murah BRI, yang terdiri dari giro dan tabungan, hanya berada di level 65,8% per 31 Maret 2025. Di mana, pada 31 Desember 2024 berada di level 67,3%.
Untuk perbandingan saja, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memiliki rasio dana murah sekitar 70,5%. Sementara, rasio dana murah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sekitar 72,6%.
Baca Juga: Penyaluran KUR Hingga April 2025 Rp 75 T, Cek Syarat & Cara Pengajuan KUR BRI
Selanjutnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tetap menjadi bank KBMI 4 dengan rasio dana murah terbesar. Di mana, kepemilikan dana murah mereka mencapai 82,9%.
“Porsi dana murah BRI dan cost of fund BRI itu tertinggal dibandingkan peers,” ujar Direktur Finance & Strategy BRI Viviana Dyah Ayu, Rabu (30/4).
Viviana mengungkapkan bahwa itu yang menjadikan BRI terus melakukan transformasi dari sisi pendanaan. Tujuannya, dana murah BRI juga semakin meningkat.
Ia berharap setidaknya BRI bisa menurunkan cost of fund hingga 50 basis poin. Menurutnya, dengan penurunan tersebut bisa berdampak pula pada UMKM yang menjadi nasabah utama BRI.
“Sekarang total dana pihak ketiga BRI itu menyentuh Rp 1.400 triliun. Kalau teman-teman kalikan dengan 0.5% saja, impact-nya itu tidak hanya dirasakan oleh BRI, tetapi juga akan dirasakan oleh nasabah UMKM,” ujar Viviana.
Dalam hal ini, Viviana menyebutkan dampak yang bisa dirasakan oleh nasabah UMKM adalah potensi pemberian bunga kredit yang mungkin lebih baik.
Baca Juga: BRI Catat Laba Bersih Rp 13,67 Triliun pada Kuartal I-2025
Direktur Utama BRI Hery Gunardi menambahkan bahwa salah satu hal yang penting di perbankan adalah pendanaan. Oleh karenanya, ia ingin BRI hari ini dan di masa-masa yang akan datang, memiliki kekuatan dari sisi pendanaan, terutama dana murah.
Ia bilang salah satu upaya yang dilakukan BRI adalah mengakselerasi transformasi dana murah di segmen konsumer, UMKM. Tak terkecuali penguatan dari sisi perolehan DPK atau dana murah dari sisi wholesale banking.
“Kalau kita lihat BRI punya Brimo, ya tentunya kita akan terus enhance, perkuat dengan nasabah hampir dari 40 juta nasabah terdaftar,” tandasnya.
Selanjutnya: 9 Kesalahan Letak Barang Rumah yang Diam-Diam Mengganggu Energi Positif Anda
Menarik Dibaca: 9 Kesalahan Letak Barang Rumah yang Diam-Diam Mengganggu Energi Positif Anda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News