kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.594.000   17.000   1,08%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Rata-Rata Simpanan Nasabah Rumah Tangga di Perbankan Terus Menyusut


Minggu, 08 Desember 2024 / 20:53 WIB
Rata-Rata Simpanan Nasabah Rumah Tangga di Perbankan Terus Menyusut
ILUSTRASI. Karyawan menghitung uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (25/7/2024). Data BI menunjukkan per Oktober 2024, rata-rata Dana Pihak Ketiga rumah tangga per rekening di perbankan hanya sekitar Rp 6,58 juta.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tanda-tanda ekonomi masyarakat kian terhimpit mulai tampak. Hal itu tercermin dari rata-rata simpanan masyarakat di perbankan yang kian menyusut.

Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan per Oktober 2024, rata-rata Dana Pihak Ketiga (DPK) rumah tangga per rekening di perbankan hanya sekitar Rp 6,58 juta. Ini menjadi yang terendah sepanjang 2024.

Adapun, simpanan dalam bentuk tabungan memiliki pola yang sama. Di mana, rata-rata tabungan rumah tangga per rekening senilai Rp 4,19 juta dan merupakan yang terendah sejak awal tahun.

Direktur SME and Retail Funding PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Muhammad Iqbal menyadari tahun 2024 merupakan tahun yang cukup menantang. Oleh karenanya, masyarakat mau tidak mau memakan tabungan mereka.

Baca Juga: Turun 6,3%, Rata-Rata Tabungan Rumah Tangga Senilai Rp 4,28 Juta Per Juli 2024

Kondisi tersebut juga dialami oleh salah satu bank pelat merah ini. Iqbal menyebutkan ada penurunan rata-rata tabungan masyarakat dengan saldo di bawah Rp 100 juta, yang merupakan segmen utama BTN, menjadi Rp 1,8 Juta per Oktober 2024.

“Ini turun dari Rp 3 Juta per rekening pada Januari 2019,” ujar Iqbal.

Menurutnya, ini juga tercermin oleh beberapa indikator. Misalnya, pertumbuhan PDB Nasional yang cenderung melambat hingga kuartal III/2024 dan konsumsi rumah tangga yang stagnan, dan berada di bawah level 5%.

Selanjutnya, daya beli masyarakat juga terlihat melemah yang ditunjukkan dengan tren deflasi selama 5 bulan berturut-turut sejak Mei 2024. Ditambah, aktivitas manufaktur (PMI) pun mengalami kontraksi pada level dibawah 50 sejak Juli 2024.

Meski demikian, Iqbal tetap optimistis kondisi tersebut tak akan bertahan lama. Sebab, ia melihat tahun 2025 akan menjadi tahun yang lebih suportif yang didukung oleh potensi penurunan policy rate sepanjang tahun 2025.  

Baca Juga: Turun Lagi, Rata-Rata Tabungan Rumah Tangga Hanya Rp 4,28 Juta Per Juli 2024

Menurutnya, beberapa insentif serta kebijakan yang akan dilakukan oleh pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis dan Program 3 Juta Rumah akan mendorong peningkatan bagi sektor-sektor prioritas, sehingga PDB diproyeksikan akan mampu meningkat.

Sependapat, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan menyadari bahwa ada pertumbuhan tabungan perorangan yang melemah. Ia menilai ini disebabkan masyarakat yang harus memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Meski demikian, Lani menilai ada faktor lain yang menyebabkan tabungan ini juga semakin melemah, terkhusus dari kalangan menengah atas. Ia bilang nasabah jenis ini sekarang memiliki kecenderungan mencari instrumen investasi lain.

Baca Juga: Peralatan Rumah Tangga Ini Tidak Perlu Anda Beli, Kata Desainer Interior

Lani pun memiliki pandangan lain dengan Iqbal terkait kapan kondisi ini berubah. Ia memproyeksikan kondisi ini belum akan berubah dalam jangka waktu pendek. “Paling tidak bertahan sampai separuh pertama tahun depan,” ujarnya.



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×