kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.360.000 0,74%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Relaksasi Kartu Kredit Diperpanjang, Begini Respons Perbankan


Selasa, 25 Juni 2024 / 20:37 WIB
Relaksasi Kartu Kredit Diperpanjang, Begini Respons Perbankan
ILUSTRASI. Relaksasi cicilan kartu kredit yang berakhir pertengahan tahun 2024 ini, akan kembali diperpanjang. Kebijakan tersebut diputuskan Bank Indonesia (BI) sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan bisnis dan daya beli masyarakat.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Relaksasi cicilan kartu kredit yang berakhir pertengahan tahun 2024 ini, akan kembali diperpanjang. Kebijakan tersebut diputuskan Bank Indonesia (BI) sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan bisnis dan daya beli masyarakat.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan, kebijakan perpanjangan relaksasi cicilan kartu kredit akan berlaku hingga akhir 31 Desember 2024. 

Sama dengan sebelumnya, perpanjangan relaksasi tersebut meliputi batas minimum pembayaran oleh pemegang kartu kredit sebesar 5% dari total tagihan. Serta, kebijakan nilai denda keterlambatan sebesar maksimum 1% dari total tagihan serta tidak melebihi Rp 100.000   

Seiring dengan perpanjangan kebijakan tersebut, BI mencatat nilai transaksi dari gesekan kartu kredit di industri naik signifikan secara tahunan, yakni mencapai Rp 34,39 triliun per April 2024 atau tumbuh 11,66% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 30,80 triliun.

Baca Juga: Daya Beli Lesu, Permintaan Kredit Perorangan di Perbankan Terus Melambat

Para bankir ikut menyambut baik kebijakan tersebut. GM Divisi Bisnis Kartu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Grace Situmeang mengatakan, perpanjangan relaksasi kartu kredit sejauh ini telah mampu meningkatkan pertumbuhan bisnis kartu kredit di BNI.

"Pelonggaran relaksasi pembayaran minimum yang diberlakukan sejak pandemi Covid-19 ini telah meningkatkan outstanding kartu kredit BNI tumbuh sekitar 10% YoY menjelang semester I-2024," ungkap Grace kepada Kontan.

Di sisi lain, Grace menyebut adanya potensi peningkatan risiko di industri kartu kredit yang tidak dapat dihindari seiring dengan peningkatan ekspansi portfolio kartu kredit. Untuk itu perlu adanya perpanjangan relaksasi.

Adapun terkait kualitas asset kartu kredit BNI menjelang akhir semester I-2024 tercatat mengalami perbaikan sejak Januari 2024.

Grace menyebut rasio NPL kartu kredit BNI masih terkendali, dan berada dibawah rata-rata NPL ondustri. BNI menargetkan rasio NPL kartu kredit dapat terjaga di bawah 2%.

"BNI optimistis pertumbuhan outstanding kartu kredit sampai dengan akhir tahun 2024 dapat tumbuh diatas 5% YoY," kata Grace.

Dalam mencapai target tersebut, BNI akan fokus pada strategi yang akan dijalankan pada semester II/2024, seperti peningkatan customer base dari akuisisi kartu kredit baru, dan optimalisasi digital akuisisi, serta program dan fiture layanan menarik.

Senada, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn juga menilai perpanjangan relaksasi cicilan kartu kredit tersebut merupakan upaya dalam menjaga momentum pemulihan perekonomian domestik.

Ia menyebutkan hingga saat ini kartu kredit masih menjadi salah satu pembayaran andalan nasaba BCA. Hingga Maret 2024, jumlah transaksinya mencapai Rp 29,1 triliun atau naik signifikan 17,3% YoY.

“Peningkatan ini ditopang oleh pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat, salah satunya di sektor pariwisata seiring pelonggaran mobilitas,” ungkap Hera.

Baca Juga: BNI Luncurkan Kartu Kredit untuk Milenial dan Gen Z

Sependapat, SVP Credit Cards Group Bank Mandiri, Erin Young optimis pertumbuhan segmen kartu kredit akan tetap tumbuh terlebih dengan adanya perpanjangan relaksasi kartu kredit.

"Di tahun 2024 Bank Mandiri optimis pertumbuhan bisnis kartu kredit akan terus tumbuh di Indonesia, Mandiri Kartu Kredit diproyeksikan akan tumbuh lebih dari 17%," ungkap dia.

Sebelumnya Erin menyebut saat ini ada 2 juta kartu kredit Mandiri yang beredar serta diproyeksikan masih akan tumbuh sebesar 23% hingga akhir 2024. 

Selanjutnya: Prediksi SimInvest di Tengah Ketidakpastian Pasar

Menarik Dibaca: Moms Harus Tahu, Ini Cara Tepat Mencuci Sayuran Tanpa Bikin Gizi Jadi Hilang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×