kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Riset Backbase: Perbankan Indonesia genjot investasi IT di tengah gempuran fintech


Kamis, 25 Maret 2021 / 18:35 WIB
Riset Backbase: Perbankan Indonesia genjot investasi IT di tengah gempuran fintech
ILUSTRASI. Penggunaan aplikasi perbankan digital.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

Investasi pada sektor digital juga telah membuahkan hasil: bank memiliki layanan yang lebih baik untuk mendapatkan pelanggan baru, memperluas share of wallet, dan menawarkan lebih banyak produk. 44% dari 250 bank terkemuka di Asia Pasifik akan memanfaatkan platform dengan modernisasi terkomponen dan pemanfaatan API.

Pengeluaran belanja teknologi untuk tata kelola, risiko, dan kepatuhan (GRC) mengalami pertumbuhan hingga dua digit pada tahun 2019 hingga 2020, sementara bidang investasi lainnya tertinggal.  

Salah satu dampak dari penurunan ekonomi adalah layanan pelanggan yang lebih humanis dan berorientasi pada nasabah. Perbankan perlu menjalin komunikasi dengan nasabah dengan mengedepankan empati, kepercayaan, dan keandalan yang ditunjang dengan inovasi digital. Proses integrasi sentuhan manusia dalam strategi customer engagement perbankan telah mengalami peningkatan, terlihat dari semakin tingginya pemanfaatan layanan contact center oleh pelanggan.  

Edisi terbaru Fintech and Digital Banking 2025 (APAC) menemukan bahwa 60% bank di Asia Pasifik akan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) atau Machine Learning (ML) untuk pengambilan keputusan berbasis data, meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni sebesar 48%.

Tren back-to-basic juga telah menggantikan kebutuhan akan sumber pendapatan baru. Pada sektor layanan keuangan Indonesia pasca pandemi, IDC memperkirakan bahwa bank-bank terkemuka di Indonesia akan mengurangi pengeluaran modal (capex) sebesar 10% untuk mengelola core banking system, termasuk sistem multichannel.

Bank-bank di kawasan Asia Pasifik juga akan berfokus pada digitalisasi layanan pinjaman dan simpanan mereka. Penyediaan layanan baru perbankan akan diperoleh dari kemitraan dengan fintech: IDC memperkirakan pada pertengahan 2021, 50% dari keputusan pemberian pinjaman oleh perbankan ritel akan didukung oleh layanan fintech, sehingga menunjukkan percepatan kolaborasi bank dengan fintech.

Selanjutnya: OJK dorong transformasi digital untuk perluas jangkauan jasa keuangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×