kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.459   -51,00   -0,31%
  • IDX 6.626   80,59   1,23%
  • KOMPAS100 944   9,96   1,07%
  • LQ45 742   10,10   1,38%
  • ISSI 207   2,82   1,38%
  • IDX30 387   5,42   1,42%
  • IDXHIDIV20 465   4,46   0,97%
  • IDX80 107   1,23   1,15%
  • IDXV30 110   0,27   0,25%
  • IDXQ30 127   1,64   1,31%

Rupiah Melemah, Pembiayaan Alat Berat Mandiri Tunas Finance Meningkat


Jumat, 07 Februari 2025 / 21:00 WIB
Rupiah Melemah, Pembiayaan Alat Berat Mandiri Tunas Finance Meningkat
ILUSTRASI. PT Mandiri Tunas Finance (MTF) menilai bahwa pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini berdampak terhadap peningkatan permintaan pembiayaan alat berat atau heavy equitment (HE) merek China di pasar domestik./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/23/08/2023.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mandiri Tunas Finance (MTF) menilai bahwa pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini berdampak terhadap peningkatan permintaan pembiayaan alat berat atau heavy equitment (HE) merek China di pasar domestik. 

Belakangan alat berat merek China kini semakin populer di Indonesia karena harganya lebih kompetitif dibandingkan dengan merek dari AS, Eropa, dan Jepang. Beberapa merek alat berat China yang beredar di pasar domestik meliputi Sany, LiuGong, Sinotruk, dan XCMG.

Direktur MTF William Francis tak memungkiri hal ini juga terjadi di perusahaannya. Hal ini disebabkan beberapa faktor, antara lain yaitu harga yang lebih kompetitif, mudah diakses, serta kualitas yang cukup terjangkau. 

“Terlebih ketika rupiah melemah, harga barang impor akan cenderung naik, sehingga harga alat berat dari China menjadi pilihan yang lebih terjangkau, khususnya untuk perusahaan debitur yang membutuhkan investasi besar untuk pekerjaan infrastruktur, konstruksi, serta pertambangan,” kata William kepada Kontan, Jumat (7/2). 

Baca Juga: Mandiri Tunas Finance (TUFI) Siapkan Dana Pelunasan Obligasi Rp 851,44 Miliar

Per Januari 2025, porsi portfolio pembiayaan alat berat China kurang lebih sebesar 2% dari total portfolio MTF. Angka tersebut meningkat cukup signifikan sebesar 64% secara year on year (YoY), dari posisi Januari 2024.

Tak hanya itu, dia mengatakan bahwa pembiayaan alat berat non China juga masih cukup dominan di MTF dengan portfolio mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan sebesar 54% secara YoY. 

“Pasar alat berat non China memang masih memilik peminat yang cukup besar karena reputasi dan kualitas yang lebih terjamin, serta purna jual yang lebih kuat,” kata dia. 

Sementara itu, untuk penyaluran pembiayaan alat berat merek China per Januari 2025, William bilang mencapai  Rp 1,5 triliun. Angka ini tumbuh kurang lebih sebesar 64% secara YoY.

Baca Juga: Mandiri Tunas Finance Salurkan Pembiayaan Alat Berat Rp 3 Triliun per November 2024

Sementara itu, untuk sektor-sektor yang mendominasi pembiayaan alat berat di MTF diantaranya yaitu, pertambangan, sawit dan Crude Palm Oil (CPO) dan konstruksi. Adapun top tiga jenis alat berat yang paling banyak penjualannya adalah Excavator, Truck, dan Dumptruck.

William menuturkan di tahun 2025, MTF juga akan melakukan sejumlah strategi agar penyaluran pembiayaan alat berat tetap tumbuh, diantaranya yaitu, dengan berpartisipasi pada event-event pembiayaan segmen Corporate Fleet, khususnya pembiayaan alat berat. 

“Selain itu, MTF juga akan masif melakukan pembiayaan terhadap segmen captive MTF dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian agar kualitas pembiayaan tetap terjaga dengan baik,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×