kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sasar pasar luar negeri, P2P lending Indonesia tunggu restu regulator setempat


Senin, 23 Desember 2019 / 16:36 WIB
Sasar pasar luar negeri, P2P lending Indonesia tunggu restu regulator setempat
ILUSTRASI. Petugas menata brosur Inveatree Syariah di Jakarta, Selasa (3/4). Sasar pasar luar negeri, P2P lending Indonesia tunggu restu regulator setempat. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/03/04/2018


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

Begitupun dengan PT Kredit Pintar Indonesia yang juga berminat memperluas pasar di kawasan Asia Tenggara. Boan Sianipar, Vice President Kredit Pintar mengatakan Kredit Pintar tengah mengkaji untuk ekspansi beberapa negara di Asia Tenggara untuk bisnis pinjam meminjam keperluan multiguna.

“Kami mencari negara yang mirip kondisinya dengan Indonesia, yang fintech lain sudah masuk duluan, dan secara regulasi sudah jelas," ujar Boan.

Nantinya nama perusahaan di pasar baru akan disesuaikan dengan negara yang dituju alias tidak menggunakan nama Kredit Pintar. Namun tetap menggunakan bisnis model yang sama dengan di Indonesia yakni menyasar pinjaman konsumtif alias multiguna terlebih dahulu.

Baca Juga: Fintech pertanian dinilai masih potensial untuk berkembang

Sebelumnya Chief Executive Officer (CEO) Kredit Pintar Wisely Wijaya mengatakan pihaknya sudah mempelajari pasar Filipina sejak akhir tahun lalu.

Wisely mengaku sudah mendapatkan izin dari regulator setempat untuk menjalankan bisnis ini di Filipina. Adapun strategi yang dilakukan dengan menggandeng mitra lokal.

“Terkait ekspansi, sebenarnya dalam waktu tidak lama kami akan melakukan meluncurkan sesuatu. Nanti ada waktunya, kami sebutnya tidak satu, tapi tiga,” tutur Wisely. Sayangnya Ia belum mau merinci nama dari tiga negara ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×