kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah Dapen Catatkan Kinerja Positif Hasil Investasi pada Kuartal I 2024


Minggu, 21 April 2024 / 14:27 WIB
Sejumlah Dapen Catatkan Kinerja Positif Hasil Investasi pada Kuartal I 2024
ILUSTRASI. Dana pensiun.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi

"Jadi, secara keseluruhan, realisasi investasi perusahaan pada kuartal I-2024 menunjukkan tren positif dan pertumbuhan yang baik," katanya.

Mengenai target investasi, Budi menjelaskan pihaknya memproyeksi ROI sebesar 8,5% pada tahun ini. Adapun secara nilai sekitar Rp 311 miliar. Dia menambahkan imbal hasil yang dibagikan ke orang pensiun yang punya dana merupakan seluruh laba yang didapat. Sebab, dapen tak boleh mencadangkan laba. 

Lebih lanjut, Budi menyampaikan strategi pengelolaan investasi perusahaan tidak banyak berubah untuk tahun ini, yaitu matching antara kebutuhan dana dengan investasi (liability driven).

Adapun strategi pertama secara jangka pendek kurang dari 1 tahun untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dengan peningkatan pada investasi pasar uang (Deposito, DOC, SBI, dan Sertifikat Deposito).

Baca Juga: Belum Penuhi Ketentuan OJK, Industri Asuransi Didorong Punya Tenaga Aktuaris

Dia bilang hal itu sesuai dengan komitmen Dapen BCA untuk menjaga level likuiditas pembayaran manfaat pensiun yang makin besar. Adapun strategi jangka menengah dengan durasi 1 tahun hingga 5 tahun masuk pada investasi Obligasi Korporasi dan SBN dengan durasi 5 tahun, serta reksadana pendapatan tetap.

Budi menerangkan strategi jangka panjang untuk mencari value yang tinggi masuk pada investasi SBN lebih dari 5 tahun, Saham, Penyertaan Langsung, dan tanah bangunan. Dia mengatakan pihaknya melihat akan ada volatilitas yang cukup besar pada pasar saham terkait dengan perkembangan global. Dengan demikian, perubahan yang dilakukan, yaitu mengurangi porsi investasi saham dan menambah porsi investasi pendapatan tetap. 

Menurutnya, sentimen yang akan memengaruhi hasil investasi pada tahun ini dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal. Beberapa faktor tersebut, di antaranya kondisi ekonomi global, seperti perkembangan ekonomi global, termasuk kebijakan moneter The Fed, dan ketidakstabilan geopolitik, dapat memengaruhi arus modal dan keputusan investasi.

Selain itu, terkait kebijakan pemerintah, yakni kebijakan fiskal dan moneter yang kemungkinan akan diterapkan oleh pemerintah baru, seperti insentif pajak, deregulasi, dan dukungan terhadap sektor tertentu, tentu dapat mempengaruhi iklim investasi.

Sentimen lainnya, yakni kondisi pasar modal, seperti kinerja pasar saham, obligasi, dan komoditas akan memengaruhi minat investor. Ditambah penurunan suku bunga, volatilitas, dan likuiditas pasar juga berperan. Dia bilang kondisi makroekonomi juga berperan dalam hasil investasi, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan stabilitas mata uang.

Adapun Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) menyebut alokasi investasi perusahaan dana pensiun (dapen) hingga Maret 2024 masih terbanyak di Surat Berharga Negara (SBN). Staf Ahli ADPI Bambang Sri Mulyadi bilang bahwa alokasi investasi pada kuartal I-2024 tak banyak berubah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: OJK Ungkap Perkembangan 12 Perusahaan Asuransi yang Belum Punya Aktuaris

"Secara industri, alokasi investasi per kuartal I-2024, yakni SBN sebesar 35,65%, obligasi korporasi 18,98%, saham dan reksadana 11,28%, serta deposito 25,09%," katanya kepada Kontan, Rabu (17/4).

Hingga kuartal I-2024, Bambang menerangkan dapen paling banyak menempatkan di SBN. Sebab, diyakini aman terhindar dari risiko default.

Sementara itu, Bambang juga menyampaikan prospek investasi dapen cukup baik ke depan, khusus jika didukung dengan stabilitas kebijakan terhadap pembangunan infrastruktur dan smelter diteruskan akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan imbal hasil naik.

Terkait sentimen negatif ke depan, Bambang mengatakan salah satunya jika ada penurunan nilai Rupiah yang tajam dan fluktuatif, meningkatnya tingkat suku bunga acuan, serta tinggi inflasi, sehingga akan memengaruhi kinerja dana pensiun.

Selanjutnya: Cara Terbaik Konsumsi Jahe Merah untuk Mengobati Asam Urat

Menarik Dibaca: 6 Cara Bersihkan Wastafel Tanpa Ribet, Tak Bikin Tangan Perih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×