Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa perusahaan pembiayaan atau multifinance telah mengungkapkan kondisi rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) hingga April 2025.
Ambil contoh PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF), perusahaan menyampaikan bahwa rasio BOPO masih terjaga dengan baik di angka 63,9%. Jumlah ini naik tipis sebesar 1,8% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni 62,09%.
Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman menjelaskan, secara umum kenaikan rasio BOPO berasal dari kenaikan bunga pendanaan yang tidak selaras dengan pengenaan bunga atau margin kepada nasabah.
"Namun demikian, kenaikan BOPO CNAF pada bulan April tersebut tidak terlalu signifikan dan masih di bawah target tahun 2025, yaitu di bawah 70%," ujarnya kepada Kontan, Rabu (28/5).
Baca Juga: Mandala Finance Jaga Rasio BOPO di Level 77,1% hingga April 2025
Sepanjang tahun 2025 ini, CNAF menargetkan rasio BOPO bisa terus berada di di bawah 70%. Artinya, sampai saat ini rasio BOPO perusahaan masih selaras dengan target yang ditetapkan.
"Meski kondisi saat ini tidak mudah, ketidakpastian makroekonomi turut menjadi salah satu tantangan dalam mengendalikan BOPO, terlebih lagi dengan fluktuasi suku bunga yang juga berdampak ke biaya operasional dan beban bunga perusahaan," tuturnya,
Kendati demikian, perusahaan terus memanfaatkan digitalisasi, implementasi inisiatif smart spending dan penggunaan aplikasi digital (mengurangi kertas dan waktu proses kerja) untuk biaya operasional, meminimalisasi biaya bunga pendanaan (Cost of Fund) dengan berfokus pada sumber pendanaan murah.
Selaras dengan hal ini, PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) atau Mandala Finance menyampaikan kondisi rasio BOPO perusahaan masih terjaga sebesar 77,1% hingga April 2025.
Direktur Keuangan Mandala Finance Roberto AK Un mengatakan kondisi rasio tersebut tengah mengalami sedikit kenaikan, namun pihaknya mengklaim beban operasional masih terkelola dan terjaga.
Baca Juga: Begini Kondisi Rasio BOPO di Sejumlah Perusahaan Multifinance
"Kami melihat beberapa faktor penopang kinerja BOPO yaitu pemanfaatan teknologi digital dalam proses bisnis, manajemen NPF dan pencadangan yang optimal," ujarnya kepada Kontan, Jumat (30/5).
Mandala Finance menilai terdapat sejumlah faktor yang menjadi penopang utama terkendalinya rasio BOPO, antara lain pemanfaatan teknologi digital dalam proses bisnis, pengelolaan kredit bermasalah (NPF) yang efektif, serta strategi pencadangan yang optimal.
Selain itu, Mandala Finance menyatakan terus berupaya untuk menjaga kualitas portofolio pembiayaan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, baik dalam seleksi pembiayaan maupun tata kelola perusahaan.
“Tentunya berbagai strategi ini juga kami lakukan demi keberlanjutan bisnis perusahaan," lanjutnya.
Seiring tren penurunan suku bunga acuan dan mulai membaiknya kondisi pembiayaan, Mandala optimistis rasio BOPO akan tetap terjaga stabil. Perusahaan menyebut telah menyesuaikan proyeksi rasio tersebut dengan target-target keuangan pada kuartal II-2025.
PT Akulaku Finance Indonesia mencatat rasio BOPO pada kuartal I-2025 masih sejalan dengan rata-rata industri. Perusahaan memastikan kinerja efisiensi tersebut tetap terjaga sesuai dengan target perusahaan.
Direktur Keuangan Akulaku Finance, Aan Setiawandi mengatakan, rasio BOPO perusahaan berada pada level yang sehat dan kompetitif di tengah dinamika sektor pembiayaan. Adapun sejumlah faktor utama yang menopang kinerja BOPO antara lain adalah efisiensi biaya kredit, biaya dana, dan biaya operasional.
“Selama kuartal I-2025, pencapaian BOPO kami masih sesuai dengan target, dan dibandingkan rata-rata industri masih berada pada level yang relatif sama,” ujar Aan kepada Kontan, Rabu (28/5).
Baca Juga: Mandala Multifinance (MFIN) Jaga Rasio BOPO di Level 73% Sepanjang 2024
Selain itu, perusahaan juga melakukan diversifikasi sumber pendanaan untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan yang sehat dan pengelolaan BOPO yang stabil.
Akulaku Finance berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis dan efisiensi biaya, seiring dengan meningkatnya permintaan atas layanan pembiayaan digital.
Selain itu PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) menjelaskan bahwa kondisi rasio BOPO perusahaan juga relatif stabil dan berada dalam batas yang sehat, sesuai dengan ketentuan regulator.
Head of Investor Relation & Research Adira Finance, Sartika Lubis menyampaikan pihaknya terus mempertahankan keseimbangan antara efisiensi operasional dan kualitas layanan agar mampu tumbuh secara berkelanjutan.
Baca Juga: Yen Masih Perkasa, Berlanjut Hingga Akhir Tahun?
"Sehingga ke depannya diharapkan rasio BOPO akan tetap terjaga," kata Sartika kepada Kontan, Jumat (30/5).
Berdasarkan data terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) di industri multifinance hingga Februari 2025 berada sebesar 82,0%. Jumlah ini menunjukkan tren kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 78,9%.
Selanjutnya: BI DKI Batasi Sementara Pemberian Izin untuk Kegiatan Usaha Tukar Valuta Asing
Menarik Dibaca: Harga Turun Lagi, Ini Harga BBM Shell dan BP Terbaru Berlaku 1 Juni 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News