kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sempat naik tinggi, bankir pastikan biaya kredit melandai di tahun ini


Minggu, 21 Februari 2021 / 16:31 WIB
Sempat naik tinggi, bankir pastikan biaya kredit melandai di tahun ini
ILUSTRASI. Antrean nasabah di kantor cabang Bank BRI, BSD, Tangerang Selatan, ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan semakin besarnya risiko kredit, biaya kredit atau cost of credit (CoC) perbankan ikut membesar. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya mengatakan posisi CoC pada Desember 2020 tercatat sebesar 3,27%. Posisi ini menurut Sekretaris Perusahaan Bank BRI Aestika Oryza Gunarto meningkat dibandingkan tahun 2019 sebesar 2,47%. 

Bank dengan aset terbesar ini menjelaskan, kenaikan ini merupakan bentuk kehati-hatian serta mitigasi perseroan atas kemungkinan terjadinya pemburukan kualitas aset ke depan. "Mengingat tahun 2020 lalu BRI gencar melakukan restrukturisasi kredit sebagai upaya penyelamatan UMKM yang terdampak pandemi Covid-19," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (19/2). 

Pada tahun ini, bank bersandi bursa BBRI ini optimis CoC akan melandai, seiring dengan perbaikan bisnis. Pihaknya menarget CoC akan ada di kisaran 3%. 

"Optimisme BRI ini berdasarkan beberapa faktor, diantaranya ekonomi yang mulai bangkit, permintaan kredit yang mulai tumbuh dan ekspansi BRI secara selektif," imbuhnya. 

Baca Juga: Penurunan suku bunga acuan BI jadi sentimen positif utang pemerintah

Senada, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pun juga mencatatkan kenaikan biaya kredit sebesar 0,9% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi 1,7%. 

Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menjelaskan kenaikan itu memang sengaja dilakukan perseroan untuk mengantisipasi pemburukan kualitas kredit di tengah pandemi Covid-19 yang masih menghantui industri. 

Meski begitu, bila merujuk pada laporan keuangan BCA sejatinya posisi CoC perseroan sudah melandai 0,6% secara kuartalan di kuartal IV 2020 menjadi 1,2%. Posisi itu sudah jauh lebih rendah dibandingkan periode kuartal II 2020 lalu yang sempat menyentuh 2,5%. Tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. 

Di samping itu, tahun lalu BCA juga menumpuk pencadangan cukup jumbo. Tercermin dari rasio pencadangan yang naik 71,7% yoy menjadi 260,9%. "Sepanjang 2020 BCA membukukan laba bersih Rp 27,1 triliun dan pembentukan biaya pencadangan (CKPN) sebesar Rp 11,6 triliun," ujar Vera. 

Sementara tahun 2021, BCA berharap kondisi perekonomian bisa pulih dari dampak pandemi Covid-19. Walau tidak mematok target, bank swasta terbesar ini berharap lewat perbaikan ekonomi, kinerja perseroan di tahun ini bakal membaik. 

Berbeda dengan bank-bank besar, bank kecil menengah seperti PT BPD Sumatera Utara (Bank Sumut) justru mampu menekan laju biaya kredit. Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar mengungkap posisi CoC tahun lalu ada di posisi 4,05%. 

Kendati lebih tinggi dibandingkan bank besar seperti BRI dan BCA, Syahdan mengatakan realisasi itu sejatinya sudah turun cukup besar dari periode setahun sebelumnya yang menyentuh 4,05%. 

"Sampai saat ini cost of credit Bank Sumut juga masih dapat bertahan dan diprediksi akan menurun seiring dengan berjalannya proses relaksasi kredit," terangnya. 

Adapun menurut Syahdan, dengan diperpanjangnya relaksasi kredit atau restrukturisasi di tahun ini, hampir dipastikan NPL akan secara bertahap melandai. Dus, biaya kredit juga akan menurun. 

Apalagi, dengan semakin ketatnya mitigasi perbankan dan program PEN yang digalakkan pemerintah, risiko kredit bisa semakin ditekan. 

Baca Juga: Pebisnis Rem Ekspansi, Kredit Bank pun Sepi

"Ini merupakan salah satu peluang untuk tetap berfokus pada target kredit di sektor produktif dan konsumtif," imbuhnya. 

Tak sendirian, PT Bank Ina Perdana Tbk (Bank Ina) juga mengatakan CoC secara tahunan mengalami penurunan. Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu menjelaskan hal itu berkat upaya peningkatan dana murah dan penurunan bunga deposito sepanjagn tahun lalu. 

"Prospek tahun ini seharusnya lebih baik dengan sudah dimulainya vaksinasi yang membuat dunia usaha lebih percaya diri," terangnya. 

Sayangnya, Bank Ina belum dapat merinci posisi CoC saat ini. Hanya saja, Daniel mengungkap hingga Januari 2021 pihaknya sudah berhasil menekan biaya dana (cost of fund/CoF) sebesar 50 bps dan bunga kredit sudah dipangkas 25 basis poin. 

Selanjutnya: Syarat dan cara mengajukan pinjaman UMKM di BRI, siapa berminat?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×