kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.608.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.175   100,00   0,61%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Simpanan Masyarakat Menengah Bawah di Perbankan Masih Melambat di 2025


Jumat, 24 Januari 2025 / 21:08 WIB
Simpanan Masyarakat Menengah Bawah di Perbankan Masih Melambat di 2025
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu bank anggota Himbara di Bintaro Tangerang Selatan, Kamis (23/9). Tren perlambatan pertumbuhan simpanan masyarakat kelas menengah bawah di perbankan diproyeksikan akan berlanjut di paruh pertama tahun 2025.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Tren perlambatan pertumbuhan simpanan masyarakat kelas menengah bawah di perbankan diproyeksikan masih akan berlanjut di paruh pertama tahun 2025. Salah satu penyebabnya adalah fenomena makan tabungan hingga menurunnya daya beli.

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyebut rendahnya daya beli masyarakat bakal tercermin dari besaran Dana Pihak Ketiga (DPK) atau tabungan di perbankan yang diperkirakan akan tumbuh namun melambat. 

“Kami masih memperkirakan ini sementara, dan ekonomi baru akan recover di triwulan III dan IV karena program pemerintah mulai berjalan. Kami prediksi di semester II akan lebih sehat, dan daya beli akan lebih baik,” ujarnya dalam belum lama ini.

Baca Juga: Menanti Akhir Fenomena Makan Tabungan

Dia menjelaskan bahwa pertumbuhan DPK sangat bergantung pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Pada pertengahan tahun lalu, DPK mampu tumbuh menembus angka 9% yoy. Namun, setelah itu pertumbuhannya terus mengalami penurunan hingga akhir 2024. Pada akhir tahun lalu pertumbuhan DPK tercatat hanya 4,21%. 

LPS memperkirakan pertumbuhan DPK hanya di angka 6%-7%. Realisasi pertumbuhan DPK di 2024 itu juga relatif tumbuh terbatas dari pertumbuhan DPK 2023 yang sebesar 3,73%.

“Ini bergantung pada perkembangan perekonomian. Kalau kami prediksi, dengan ekonomi tumbuh 5,1%, harusnya tabungan kelas menengah juga akan tumbuh dengan laju yang cukup baik. Hitungan kami balik ke normal sekitar 6% karena ketika ekonomi baik yang paling menikmati itu adalah kelas menengah,” tandas Purbaya.

Baca Juga: Penurunan Suku Bunga Bisa Hentikan Fenomena Makan Tabungan

Jika melihat data LPS, pertumbuhan Simpanan tabungan di bawah Rp 100 juta mengalami perlambatan sepanjang tahun 2024, dimana per Maret tumbuh 7,5% yoy, namun melambat di Juni dan hanya tumbuh 4,5% yoy. Sementara per September tumbuh 5,3% yoy lalu melamnat per Desember tumbuh 5,1% yoy.

Para bankir juga membenarkan adanya perlambatan simpanan kelas menengah bawah pada tahun 2024, dan masih akan berlanjut di tahun 2025. Hal ini salah satunya terjadi di PT Bank UOB Indonesia.

"Kita cukup flat (pertumbuhan tabungan menengah Bawah). Jadi kurang lebih kita enggak growth untuk tahun lalu, karena tadi komposisi degradasi yang sebenarnya saya bahas. Kalau tahun 2025 kami cukup optimis bisa tumbuh," ungkap Head of Deposit and Wealth Mangement UOB Indonesia, Vera Margaret kepada Kontan, Jumat (24/1).

Sementara itu, Direksi SME and Retail Funding PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Muhammad Iqbal sependapat bahwa simpanan kelas menengah bawah hanya tumbuh mini. 

Baca Juga: Menakar Sektor Industri yang Tekor dan Tumbuh Mekar

"Hingga 22 Januari 2025, jumlah simpanan tabungan dan deposito untuk nasabah di bawah Rp 100 juta masih tetap terjaga di BTN bahkan jika dilihat dari jumlah rekening mengalami peningkatan sebesar 0,5%," ungkapnya.

Untuk 2025, BTN menargetkan pertumbuhan DPK Ritel sebesar 18,53% dari posisi akhir tahun 2024. Pertumbuhan ini masih ditopang dari tabungan sebesar 55%.

Di sisi lain, Iqbal menyebut jika dibandingkan 2023, tren simpanan di bawah Rp 100 juta baik untuk tabungan maupun deposito mengalami pertumbuhan di kisaran 3% dan pertumbuhan rekening sebesar 34%.

PT Bank Mandiri Tbk juga masih mencatatkan simpanan kelas menengah bawah yang tumbuh positif. SVP Retail Deposit Product and Solution Bank Mandiri, Evi Dempowati menyatakan hingga November 2024, tren nasabah tabungan dengan simpanan di bawah Rp 100 Juta di Bank Mandiri juga tetap tumbuh di atas 6% secara YoY. 

Baca Juga: Masyarakat Indonesia Terindikasi Makin Konsumtif dan Impulsif dalam Berbelanja

"Adapun di tahun 2025, kami optimis DPK tahun ini dapat tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan pasar dan pertumbuhan ini didorong dari sisi dana murah," ungkapnya.

Evi meyakini, hal ini sejalan dengan strategi Bank Mandiri untuk mengoptimalkan dana murah dan fokus pada pemanfaatan serta peningkatan layanan digital multi transaksi yang menawarkan kemudahan dan fleksibilitas transaksional seperti Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri.

Selanjutnya: KAI Logistik Kelola Sekitar 27 Juta Ton Barang Sepanjang 2024

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (25/1): Dari Berawan hingga Diguyur Hujan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×