kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Standchart tambah jumlah ATM berbasis audio


Jumat, 16 Maret 2012 / 15:42 WIB
Standchart tambah jumlah ATM berbasis audio
ILUSTRASI. USS Nitze, kapal destroyer dengan rudal kendali?di Pelabuhan New York, 24 Mei 2006.


Reporter: Christine Novita Nababan |

JAKARTA. Setelah meluncurkan tiga mesin ATM berbasis audio atau Talking ATM pada November 2011, Standard Chartered Bank (Stanchart) Indonesia, kembali mengoperasikan tiga ATM sejenis. Manajemen merasa, para nasabah merespons positif layanan inovatif ini, sehingga harus memperbanyak jumlahnya.

Bank asal Inggris ini menebar tiga Talking ATM teranyar di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Semarang dan Dago, Bandung.

Melengkapi tiga Talking ATM yang sudah lebih dahulu beroperasi di kantor pusat di Menara Satrio, dan kantor cabang Atrium Mulia, Jakarta serta kantor cabang Besuki Rahmat, Surabaya. Manajemen mengklaim, sebagai satu-satunya bank di Asia Tenggara yang menawarkan layanan untuk nasabah berkebutuhan khusus itu.

Sajid Rahman, Country Head Consumer Banking Stanchart menjelaskan, pihaknya menambah jumlah Talking ATM lantaran kebutuhannya terus meningkat. "Sejak kami luncurkan pertama kali empat bulan yang lalu, transaksi di Talking ATM tumbuh pesat. Penggunanya bukan hanya tuna netra, juga lansia," ujarnya, Kamis (15/3).

Apalagi, Talking ATM masuk jaringan ATM Bersama, sehingga nasabah bank lain bisa memanfaatkan layanan ini. Sepanjang tahun lalu, transaksi di mesin ATM Stanchart tumbuh 33%.

Fajar Septandri Maharjaya, Head of E-Channels Consumer Banking Stanchart menjanjikan, layanan ini aman dari fraud atau penyimpangan. "Karena, nasabah bisa menggunakan layanan dengan dua opsi, yakni menampilkan layar atau hanya mengandalkan headset yang terpasang di telinga," imbuh dia.

Selain itu, ada pegawai pendamping di setiap gerai Talking ATM. Nasabah yang butuh bantuan, bisa memanfaatkan mereka. Talking ATM beroperasi selama 24 jam.

Sayang, ketika ditanya nilai investasi yang dikeluarkan, Fajar enggan berkomentar. Menurut dia, biaya membangun Talking ATM lebih mahal ketimbang ATM regular. Hal ini lantaran perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)-nya juga lebih banyak dan canggih, termasuk alat pendukungnya.

Perbandingan saja, untuk pengadaan sebuah mesin ATM, bank bisa merogoh dana hingga di
Rp 500 juta. Maka itu, agar lebih efisien, bank memilih memanfaatkan mesin ATM milik bank lain

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×