Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Instrumen surat utang masih jadi andalan dana pensiun dalam menempatkan dana investasinya. Keranjang ini mendominasi portofolio investasi dana pensiun hingga bulan April 2018.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga empat bulan pertama tahun ini, industri dana pensiun mengelola dana investasi sebanyak Rp 256,3 triliun. Dari jumlah ini sebanyak Rp 112,7 triliun diantaranya disimpan di surat utang. Artinya 43,9% dari total investasi dana pensiun diparkir di keranjang tersebut.
Jumlah dana investasi yang disimpan di instrumen surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 58,5 triliun. Sedangkan yang berada di obligasi korporasi mencapai Rp 54,2 triliun.
Di belakang surat utang, ada instrumen deposito sebagai tempat terbanyak menyimpan dana berikutnya. Jumlahnya mencapai Rp 66,4 triliun. Diikuti saham dan reksadana masing-masing sebanyak Rp 29,9 triliun dan Rp 16,3 triliun.
Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi menyebut, besarnya porsi penempatan dana pensiun di surat utang tak lepas dari karakter pengelolaan investasi di industri ini. Di mana pengelola dana pensiun sangat mementingkan aspek keamanan dalam berinvestasi.
"Sepanjang tahun ini sepertinya tak akan ada perubahan besar yang terjadi," katanya, baru-baru ini.
Begitu juga dengan Dana Pensiun BTN. Direktur Utama Dana Pensiun BTN Saut Pardede bilang, pihaknya masih akan mengandalkan investasi di instrumen surat utang. Terutama di obligasi pemerintah yang kini porsinya mencapai sekitar 65% dari portofolio perusahaan.
Terlebih, kondisi pasar saham dinilai masih cukup rentan untuk terjadi fluktuasi sehingga bisa menekan investasi. "Porsi di saham terbilang kecil yakni hanya sekitar 10%," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News