Reporter: Yuliani Maimuntarsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Karena kondisi ekonomi tengah kurang kondusif, sejumlah perusahaan menahan diri untuk melakukan ekspansi. Termasuk asuransi umum syariah. Salah satunya yaitu unit bisnis syariah Asuransi Bumiputera Muda 1967 (Bumida Syariah).
Kepala Divisi Bumida Syariah, M. Nasyubun menuturkan bahwa ada beberapa bisnis atau produk baru yang terpaksa ditunda pelaksanaannya. Akibat dari penundaan itu, alhasil potensi pendapatan premi Bumida syariah lebih rendah dari yang ditargetkan pada awal tahun. Pada awalnya Bumida Syariah menargetkan premi sebesar Rp 50 miliar.
"Kami merevisi untuk target premi tahun ini menjadi Rp 45 miliar, karena ada beberapa bisnis yang terpaksa dibatalkan," ungkap Nasyubun.
Hingga November 2013, Bumida Syariah sudah membukukan pendapatan premi Rp 40 miliar. Nasyubun mengatakan, porsi pendapatan premi masing-masing produk berbeda-beda. Namun, setiap produk menyumbang pendapatan premi antara 10%-20%.
Untuk tahun depan, Bumida Syariah berencana untuk bisa meningkatkan kembali kinerjanya, yakni bertumbuh antara 20%-30%. Saat ini, jumlah nasabah Bumida Syariah ada sebanyak 20.000 orang.
Untuk itu manajemen akan mengeluarkan beberapa strategi. Pertama yaitu meluncurkan beberapa produk baru. Salah satunya asuransi mobil bernama Mobilkoe.
Bumida Syariah juga akan memperkuat kanal distribusi melalui keagenan, broker dan cabang. Selain itu Bumida juga akan menjalin kerjasama dengan bank syariah maupun penjaminan syariah, termasuk kerjasama dengan perusahaan asuransi syariah lain dalam menerbitkan produk bersama. "Kami juga bekerjasama dengan sekolah Islam dan rumahsakit Islam," kata Nasyubun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News