Reporter: Nina Dwiantika | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Perbankan harus menyiapkan strategi demi menjaga pendapatan. Meski masih bisa tumbuh di atas 20% pada kuartal III 2013, pertumbuhan kredit pada tahun 2014 bakal melambat.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah, mengatakan pertumbuhan kredit kuartal III 2013 masih meningkat lantaran kenaikan nilai tukar valuta asing (valas). Tanpa penguatan kurs valas, ekspansi kredit perbankan relatif stabil di kisaran 20%-21%. Berdasar pantauan BI, pertumbuhan kredit hingga akhir tahun bakal sedikit menurun.
Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja, memperkirakan pertumbuhan kredit tahun depan akan lebih rendah, di kisaran 15%-18%. Sektor yang akan melambat adalah kredit konsumer, komersial, dan korporasi. Kredit konsumer akan paling terkena dampak lantaran pengetatan aturan BI.
Jahja mengatakan, pertumbuhan kredit BCA kuartal III 2013 mencapai 20%. "Sampai akhir tahun kami menargetkan kredit tumbuh 20% lantaran permintaan korporasi masih besar," kata Jahja.
Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, memperkirakan kredit akan tumbuh di bawah 19% pada tahun depan. Sebab, BI telah menyalakan sinyal agar bank memperlambat pertumbuhan, sehingga lebih prudent. Pada akhir tahun ini, Budi memperkirakan kredit tumbuh di kisaran 19%-20%.
Budi mengatakan, pertumbuhan kredit di kuartal III 2013 masih di atas 20%. Kuartal III tahun 2012 lalu, Bank Mandiri membukukan penyaluran kredit sebesar Rp 365,2 triliun. Dengan asumsi itu, penyaluran kredit Bank Mandiri pada kuartal III 2013 bisa mencapai Rp 438 triliun. "Kredit pada kuartal III 2013 masih sesuai rencana bisnis," kata Budi.
Irman Alvian Zahiruddin, Direktur Konsumer Bank Tabungan Negara (BTN), mengatakan pertumbuhan kredit di BTN tumbuh di atas 20% pada September 2013. Sebesar 85% dari total kredit mengalir ke kredit konsumer, khususnya kredit properti.
Ketua Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono, memperkirakan pertumbuhan kredit ke depan akan lebih rendah, lantaran pelambatan pertumbuhan ekonomi. Sebab, pertumbuhan kredit biasanya dua atau tiga kali lipat pertumbuhan ekonomi. "Jika pertumbuhan ekonomi 5,8%, pertumbuhan kredit hanya 17%-22%," kata Sigit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News