kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Tahun Ini, Unitlink Pendapatan Tetap Diproyeksikan Raih Hasil Positif


Senin, 19 Februari 2024 / 07:00 WIB
Tahun Ini, Unitlink Pendapatan Tetap Diproyeksikan Raih Hasil Positif
ILUSTRASI. Mayoritas produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (Paydi) alias unitlink mencatatkan tren positif pada Januari 2024./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/30/08/2023.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (Paydi) alias unitlink mencatatkan tren positif pada Januari 2024. Hanya unitlink jenis pendapatan tetap yang mencatatkan rata-rata imbal hasil (return) terkontraksi sebesar 0,04% pada Januari 2024.

Berdasarkan data Infovesta, kinerja unitlink berjenis pasar uang memberikan imbal hasil (return) rata-rata sebesar 0,29% pada Januari 2024. Adapun unitlink campuran yang memberikan imbal hasil rata-rata sebesar 0,21%, sedangkan jenis saham memberikan imbal hasil rata-rata 0,20%. 

Sejumlah perusahaan asuransi jiwa memproyeksikan kinerja unitlink pendapatan tetap pada tahun ini masih akan meraih hasil positif. Salah satu yang mengungkapkan proyeksi tersebut, yakni PT BNI Life Insurance atau BNI Life.

Baca Juga: AIA Proyeksikan Unitlink Pendapatan Tetap Bakal Raih Hasil Positif pada Tahun Ini

Mengenai hal itu, Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan menyampaikan alasan return pendapatan tetap masih tumbuh positif pada tahun ini karena terlihat adanya potensi penurunan suku bunga.

"Kami memproyeksikan return pendapatan tetap masih tumbuh positif pada tahun ini dengan adanya potensi penurunan suku bunga di Semester II. Pada Semester I-2024, kondisi market fixed income juga cukup stabil," ujarnya kepada Kontan, Jumat (16/2).

Eben menambahkan jika melihat kondisi pasar pada Januari dan Februari 2024, obligasi terlihat cukup stabil dan saham mengalami pertumbuhan yang cukup baik, salah satunya disebabkan adanya Pemilu. Untuk proyeksi sepanjang tahun, BNI Life masih optimistis di kedua pasar tersebut. 

Namun, tak bisa dipungkiri memang volatilitas market tetap dapat terjadi sepanjang tahun, khususnya pada Semester II-2024. Dia menyebut proyeksi penurunan suku bunga dapat berdampak positif untuk kenaikan harga obligasi, tetapi jika hal itu tidak terjadi atau tendensi geopolitik makin memanas, tentu hal tersebut perlu diwaspadai bagi pelaku pasar.

Eben juga menilai penempatan investasi untuk asuransi tidak hanya mencari return yang tinggi, tetapi juga harus memastikan bahwa hasil investasi tersebut dapat memenuhi kewajiban yang akan dibayarkan di masa depan dan tentunya likuid. 

"Melihat karakteristik dari produk asuransi untuk jangka menengah ke panjang, tentu mayoritas aset investasi yg dipilih adalah jenis obligasi," ungkapnya.

Untuk pemilihan tenor, Eben menyampaikan pasti akan disesuaikan dengan produk asuransinya. Dia bilang obligasi korporasi umumnya hanya memiliki tenor 3-5 tahun, sedangkan obligasi pemerintah banyak yang jangka panjang. Dengan demikian, kata dia, BNI Life tentu akan memilih keduanya dengan mempertimbangkan kebutuhan produk asuransi.

Mengenai kinerja pada Januari 2024, Eben mengatakan unitlink pendapatan tetap BNI Life pada Januari 2024 mencatatkan return positif. Produk Blife Link Pendapatan Tetap Stabil Plus menjadi salah satu yang tertinggi memberikan rata-rata return sekitar 0,55%.

Berdasarkan data Infovesta pada Januari 2024, produk unitlink pendapatan tetap BNI Life yang membukukan rata-rata return tertinggi lainnya, yakni BNI Life Syariah Fixed Income Fund sebesar 0,74%.

Baca Juga: Kinerja Unitlink Pendapatan Tetap Terkontraksi pada Januari 2024

Sementara itu, PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia juga memproyeksikan kinerja produk unitlink pendapatan tetap masih akan positif pada tahun ini. 

Mengenai hal itu, Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia Karin Zulkarnaen tak memungkiri instrumen pendapatan tetap adalah instrumen yang sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga acuan. 

Dia bilang pada tahun ini pelaku pasar memprediksi bahwa akan terjadi pemotongan tingkat suku bunga acuan baik itu tingkat suku bunga di Amerika Serikat (AS) maupun tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). 

"Dengan kondisi itu, kami optimistis bahwa kinerja unitlink pendapatan tetap pada 2024 masih memiliki prospek positif," ucapnya kepada Kontan.

Karin menilai pertumbuhan unitlink pendapatan tetap, seperti PRULink Rupiah Fixed Income Fund, masih memiliki prospek positif ke depannya. Hal itu sejalan dengan potensi penurunan tingkat suku bunga acuan baik di AS maupun Indonesia.

Jika bunga turun, biasanya harga obligasi akan naik. Artinya, kinerja unitlink pendapatan tetap bisa naik. Menurut Karin, nasabah dapat memanfaatkan peluang investasi di tengah potensi penurunan tingkat suku bunga. Meskipun demikian, dia kembali menegaskan unitlink terbaik adalah unitlink yang sesuai dengan profil risiko nasabah. 

"Oleh karena itu, kami merekomendasikan nasabah untuk melakukan update profil risikonya minimal setahun sekali agar dapat menyesuaikan pilihan investasi yang tepat untuk polis unitlink-nya," tuturnya.

Meski sentimen pemotongan tingkat suku bunga menjadi hal positif bagi instrumen berbasis pendapatan tetap, Karin menyampaikan pihaknya tetap berhati-hati dan memperhatikan kondisi yang dapat meningkatkan risiko pasar, seperti kondisi geopolitik, kondisi pasca pemilu, nilai tukar, dan indikator-indikator ekonomi yang dapat memberikan dampak negatif terhadap kinerja unitlink.

Berdasarkan data Infovesta, produk unitlink pendapatan tetap Prudential Indonesia yang mencatatkan rata-rata return tertinggi pada Januari 2024, yakni PRUlink US Dollar Heritage Multi Assets Income Fund, sebesar 3,74%. Selain itu, ada PRU link Rupiah Fixed Income Fund yang memberikan return sebesar 0,25%.

Adapun PT AIA Financial Indonesia (AIA) juga memproyeksikan unitlink pendapatan tetap yang menggunakan strategi total return akan mencatatkan kinerja positif pada tahun ini. Mengenai hal itu, Chief Investment Officer AIA Indonesia Yudhistia Susanto meperkirakan kinerja unitlink pendapatan tetap akan mencetak high single digit pada tahun ini.

"Hal itu seiring outlook penurunan suku bunga global dan domestik," ucapnya kepada Kontan.

Yudhistira menyampaikan salah satu produk pendapatan tetap, seperti IDR Fixed Income Fund, diperkirakan juga masih bagus pada tahun ini. Sebab, adanya potensi penurunan suku bunga yang dapat membawa dampak positif pada harga obligasi pada 2024.

Jika bunga turun, biasanya harga obligasi akan naik. Artinya, kinerja unitlink pendapatan tetap bisa naik. Untuk memanfaatkan momentum tersebut secara strategi investasi, Yudhistira mengatakan AIA akan melakukan dinamika re-positioning durasi dan alokasi tenor yang lebih panjang dan posisi kas yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Dia pun menyebut AIA Indonesia akan banyak menempatkan investasi pada obligasi pemerintah.

Yudhistira tak memungkiri ada sejumlah hal yang patut diwaspadai pada tahun ini. Dari sisi domestik, dia menyebut akan ada potensi twin deficit pada tahun depan dari sisi neraca berjalan maupun fiskal yang dapat memengaruhi nilai tukar Rupiah. Dengan demikian, dapat menekan harga obligasi pemerintah. 

"Selain itu, kondisi geopolitik yang masih memanas dapat membuat harga komoditas melambung dan inflasi yang tetap tinggi. Kondisi inflasi yang tinggi dapat membuat suku bunga acuan tetap tinggi sehingga membuat kinerja pendapatan tetap kurang optimal," kata Yudhistira. 

Baca Juga: Menilik Dampak Pemilu di Sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB)

Berdasarkan data Infovesta pada Januari 2023, produk unitlink pendapatan tetap AIA, yakni IDR Fixed Income Fund memberikan rata-rata imbal hasil 0,18%. Selain itu, produk pendapatan tetap lainnya, yaitu IDR Prime FIXED Income Fund memberikan rata-rata return sebesar 0,35%.

Hal sama juga disampaikan Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani yang menyebut unitlink pendapatan tetap diperkirakan masih prospektif pada tahun ini. Arjun bilang prospeknya akan lebih bagus setelah Semester I-2024.

"Sebab, kemungkinan lebih tinggi pemangkasan suku bunga setelah Semester I-2024," ungkapnya kepada Kontan, Jumat (16/2). 

Mengenai terkontraksinya unitlink jenis pendapatan tetap pada Januari 2024, Arjun menyampaikan penyebabnya karena dampak proyeksi pemangkasan suku bunga The Fed yang tidak se-dovish seperti perkiraan sebelumnya. Salah satunya karena kekuatan tenaga kerja Amerika Serikat, seperti risiko inflasi global karena ketidakpastian geopolitik yang makin memburuk melalui disrupsi perdagangan global.

Selain itu, kata dia, menjelang Pemilu ada efek wait and see sehingga membuat kinerja unitlink pendapatan tetap menjadi lesu. Akibatnya, menjadi flat. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×