Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo .
Jika bunga turun, biasanya harga obligasi akan naik. Artinya, kinerja unitlink pendapatan tetap bisa naik. Menurut Karin, nasabah dapat memanfaatkan peluang investasi di tengah potensi penurunan tingkat suku bunga. Meskipun demikian, dia kembali menegaskan unitlink terbaik adalah unitlink yang sesuai dengan profil risiko nasabah.
"Oleh karena itu, kami merekomendasikan nasabah untuk melakukan update profil risikonya minimal setahun sekali agar dapat menyesuaikan pilihan investasi yang tepat untuk polis unitlink-nya," tuturnya.
Meski sentimen pemotongan tingkat suku bunga menjadi hal positif bagi instrumen berbasis pendapatan tetap, Karin menyampaikan pihaknya tetap berhati-hati dan memperhatikan kondisi yang dapat meningkatkan risiko pasar, seperti kondisi geopolitik, kondisi pasca pemilu, nilai tukar, dan indikator-indikator ekonomi yang dapat memberikan dampak negatif terhadap kinerja unitlink.
Berdasarkan data Infovesta, produk unitlink pendapatan tetap Prudential Indonesia yang mencatatkan rata-rata return tertinggi pada Januari 2024, yakni PRUlink US Dollar Heritage Multi Assets Income Fund, sebesar 3,74%. Selain itu, ada PRU link Rupiah Fixed Income Fund yang memberikan return sebesar 0,25%.
Adapun PT AIA Financial Indonesia (AIA) juga memproyeksikan unitlink pendapatan tetap yang menggunakan strategi total return akan mencatatkan kinerja positif pada tahun ini. Mengenai hal itu, Chief Investment Officer AIA Indonesia Yudhistia Susanto meperkirakan kinerja unitlink pendapatan tetap akan mencetak high single digit pada tahun ini.
"Hal itu seiring outlook penurunan suku bunga global dan domestik," ucapnya kepada Kontan.
Yudhistira menyampaikan salah satu produk pendapatan tetap, seperti IDR Fixed Income Fund, diperkirakan juga masih bagus pada tahun ini. Sebab, adanya potensi penurunan suku bunga yang dapat membawa dampak positif pada harga obligasi pada 2024.
Jika bunga turun, biasanya harga obligasi akan naik. Artinya, kinerja unitlink pendapatan tetap bisa naik. Untuk memanfaatkan momentum tersebut secara strategi investasi, Yudhistira mengatakan AIA akan melakukan dinamika re-positioning durasi dan alokasi tenor yang lebih panjang dan posisi kas yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Dia pun menyebut AIA Indonesia akan banyak menempatkan investasi pada obligasi pemerintah.
Yudhistira tak memungkiri ada sejumlah hal yang patut diwaspadai pada tahun ini. Dari sisi domestik, dia menyebut akan ada potensi twin deficit pada tahun depan dari sisi neraca berjalan maupun fiskal yang dapat memengaruhi nilai tukar Rupiah. Dengan demikian, dapat menekan harga obligasi pemerintah.
"Selain itu, kondisi geopolitik yang masih memanas dapat membuat harga komoditas melambung dan inflasi yang tetap tinggi. Kondisi inflasi yang tinggi dapat membuat suku bunga acuan tetap tinggi sehingga membuat kinerja pendapatan tetap kurang optimal," kata Yudhistira.
Baca Juga: Menilik Dampak Pemilu di Sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB)
Berdasarkan data Infovesta pada Januari 2023, produk unitlink pendapatan tetap AIA, yakni IDR Fixed Income Fund memberikan rata-rata imbal hasil 0,18%. Selain itu, produk pendapatan tetap lainnya, yaitu IDR Prime FIXED Income Fund memberikan rata-rata return sebesar 0,35%.
Hal sama juga disampaikan Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani yang menyebut unitlink pendapatan tetap diperkirakan masih prospektif pada tahun ini. Arjun bilang prospeknya akan lebih bagus setelah Semester I-2024.
"Sebab, kemungkinan lebih tinggi pemangkasan suku bunga setelah Semester I-2024," ungkapnya kepada Kontan, Jumat (16/2).
Mengenai terkontraksinya unitlink jenis pendapatan tetap pada Januari 2024, Arjun menyampaikan penyebabnya karena dampak proyeksi pemangkasan suku bunga The Fed yang tidak se-dovish seperti perkiraan sebelumnya. Salah satunya karena kekuatan tenaga kerja Amerika Serikat, seperti risiko inflasi global karena ketidakpastian geopolitik yang makin memburuk melalui disrupsi perdagangan global.
Selain itu, kata dia, menjelang Pemilu ada efek wait and see sehingga membuat kinerja unitlink pendapatan tetap menjadi lesu. Akibatnya, menjadi flat. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News