Reporter: Feri Kristianto |
BOGOR. Persaingan asuransi umum yang menyasar pasar ritel bakal semakin ketat tahun ini. Satu-persatu pelaku asuransi umum memilih fokus menggarap jalur ritel dibandingkan korporasi karena preminya lebih menggiurkan. Yang paling baru, PT Asuransi Takaful Umum menggeber pemasaran asuransi kendaraan bermotor dan properti untuk mengerek kontribusi pendapatan di jalur ritel.
Bayu Widdhisiadji, Direktur Utama Takaful Umum, mengatakan strategi fokus pasar ritel sudah berlangsung sejak awal tahun. Hal ini sejalan dengan rencana perusahaan asuransi yang saham terbesarnya milik PT Syarikat Takaful Indonesia ini, untuk fokus menggarap segmen pasar kalangan ekonomi menengah. "Meski kapasitas kami bisa masuk korporasi, strategi tahun ini sektor ritel bisa tumbuh tinggi," jelas Bayu, akhir pekan lalu.
M. Mirzani, General Manager Marketing dan Agency Takaful Umum, menambahkan kontribusi jalur ritel terhadap total premi tahun lalu seimbang dengan korporat. Tahun ini premi ritel diharapkan sebesar 65% dari total perolehan premi. Sisanya dari distribusi korporasi. "Target premi tumbuh 76,4% menjadi Rp 270 miliar," katanya.
Kontribusi jalur distribusi ritel Takaful Umum adalah lini keagenan, targetnya tumbuh 50,6% menjadi Rp 110 miliar dari pencapaian tahun lalu Rp 73 miliar. Dengan jumlah pasukan agen sebanyak 500 orang, mereka optimistis bisa mencapai target tersebut.
Jalur ritel andalan lain adalah perbankan. Target kontribusi premi dari bank sebesar Rp 70 miliar alias tumbuh 40% dibandingkan tahun lalu sekitar Rp 50 miliar. Melalui perbankan, Takaful Umum menjual asuransi mobil dan rumah tinggal, yang kreditnya dijamin oleh bank. "Kerjasama dengan perbankan sudah banyak, tahun ini ada yang baru, yakni Bank Permata Syariah," kata Mirzani.
Sedangkan kontribusi dari jalur korporasi, Takaful Umum mengandalkan direct marketing dan jasa pialang alias broker. Target kontribusi direct marketing sebesar
Rp 20 miliar dan jasa pialang sekitar Rp 70 miliar.
Dibandingkan tahun lalu, manajemen sengaja menargetkan premi di dua jalur ini lebih kecil dibandingkan tahun lalu. Soalnya, beban klaim, khususnya dari jasa broker cukup besar. "Pasar ritel lebih sustainable," kata Mirzani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News