Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Yudho Winarto
BOGOR. PT Taspen (Persero) menargetkan pertumbuhan aset dan hasil usaha hingga akhir tahun 2017 masing-masing senilai Rp229,7 triliun dan Rp 684,66 miliar. Benedicta Maria Tri Lestari, Direktur Keuangan PT Taspen menyebut, pihaknya optimistis bisa memperbaiki kinerja melalui strategi investasi dan peningkatan iuran dari anak perusahaan yang dikelola oleh perseroan.
Berdasarkan paparan kinerja keuangan PT Taspen (Persero) per Desember 2016, perusahaan yang bergerak di bidang tabungan pensiun ini mencatatkan penurunan pendapatan hasil usaha hingga 57,22% menjadi Rp 247,25 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 577,90 miliar. Guna menggenjot strategi investasi, Iman Firmansyah, Direktur Investasi PT Taspen bilang, pihaknya akan meningkatkan portofolio investasi pada saham.
Sebagai informasi, sejak tahun 2016, komposisi portofolio investasi PT Taspen pada obligasi, sukuk, dan KIK EBA sebesar 74% dengan nilai investasi mencapai Rp124,28 triliun. Adapun portofolio deposito sebesar 17% dengan nilai Rp 28,28 triliun, sementara saham dan reksadana hanya 9% senilai Rp 14,79 triliun.
Iman bilang, pihaknya akan menaikkan portofolio saham mencapai 15% pada tahun ini ketika kondisi pasar sudah memungkinkan. ”Karena sekarang ini kan masih ada Trump’s effect sehingga ada pengalihan investasi dari pasar modal Indonesia dan global ke Amerika,” ujarnya, Sabtu (4/3) di Bogor.
Keadaan pasar yang demikian, lanjut Iman, berdampak pada pasar saham dan obligasi yang menjadi sepi. Iman optimistis, melalui peningkatan portofolio saham, pihaknya dapat lebih meningkatkan pendapatan.
“Latar belakangnya adalah kita sudah mulai gencar pembangunan infrastruktur sejak tahun 2008 yang kemudian disoroti investor asing,” imbuhnya.
Ketika keadaan pasar sudah mulai membaik, pihaknya bakal langsung melakukan switching dari deposito ke saham dan obligasi. “Tapi bukan dalam jangka panjang. Kalau untuk saham dan obligasi kita harus aktif trading,” katanya.
Adapun perusahaan bakal menyasar saham-saham konsumer, infrastruktur, dan perbankan dalam portofolio investasinya. Dengan begitu, komposisi portofolio investasi Taspen per tahun 2017 di obligasi dari 74% di tahun 2016 menjadi 71%, penurunan komposisi tersebut juga diikuti oleh deposito yang porsinya menjadi sekitar 10% - 12%.
Sementara saham, porsinya mencapai 12% - 15% dari sebelumnya yang hanya 9%. “Di antara 12% - 15% tersebut, porsi reksadana juga naik 6% - 8% dari sebelumnya hanya 4%.Tetapi itu bergantung pada pasar modal, soalnya reksadana kita masih yang equity,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News