kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.191.000   16.000   0,74%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

TASPEN Beberkan Strategi dalam Menempatkan Investasi di Pasar Saham


Selasa, 01 April 2025 / 14:52 WIB
TASPEN Beberkan Strategi dalam Menempatkan Investasi di Pasar Saham
ILUSTRASI. PT Taspen (persero)


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT TASPEN (Persero) membeberkan strategi dalam melakukan penempatan investasi di pasar saham. Mengenai strategi berinvestasi di pasar saham, Corporate Secretary TASPEN Henra mengatakan TASPEN pada dasarnya melakukan analisis terhadap makroekonomi, prospek bisnis emiten, likuiditas, dan valuasi saham. 

"Dengan demikian, TASPEN akan melakukan strategi buy on weakness pada saham-saham berkualitas dengan fundamental kuat dan dalam posisi undervalued akibat sentimen pasar," ungkapnya kepada Kontan, Jumat (28/3).

Baca Juga: Taspen Imbau Peserta Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Modus Penipuan

Lebih lanjut, Henra menerangkan saat ini secara portofolio perusahaan, porsi saham lebih kecil dibandingkan dengan instrumen pendapatan tetap. Secara konsolidasi, Henra menyebut nilai investasi TASPEN per akhir 2024 sekitar Rp 350 triliun.

Sampai akhir 2024, dia menyampaikan porsi penempatan investasi TASPEN di instrumen saham berada pada kisaran 3% hingga 4%.

"Adapun instrumen pendapatan tetap dan deposito berada pada kisaran 88% hingga 89%," tuturnya.

Baca Juga: Taspen Luncurkan Superapps Andal, Ini Manfaatnya Bagi Peserta

Lebih lanjut, Henra tak memungkiri hingga Maret 2025, pasar saham global dan domestik masih dipengaruhi oleh volatilitas akibat ketidakpastian ekonomi, perlambatan ekonomi global, atau tensi geopolitik. Meskipun demikian, dia memproyeksikan instrumen saham masih berpotensi untuk dilirik dalam menempatkan investasi pada 2025. 

"Jika volatilitas mereda dan terdapat katalis, seperti pemangkasan suku bunga atau stimulus fiskal, tentu instrumen saham masih layak dilirik pada 2025 sebagai bagian dari diversifikasi portfolio," ujarnya.

Namun, Henra menyebut perusahaan akan tetap melakukan pemilihan emiten secara selektif, di antaranya dengan valuasi menarik, prospek bisnis dan industri yang baik, serta secara historical rutin membagikan dividen.

Baca Juga: Taspen Fasilitasi Ribuan Pemudik Pulang Kampung dengan 41 Armada Bus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×