kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Tingkatkan Efisiensi, OJK Dorong Penggunaan AI Di Perbankan


Selasa, 20 Agustus 2024 / 19:46 WIB
Tingkatkan Efisiensi, OJK Dorong Penggunaan AI Di Perbankan
ILUSTRASI. Petugas memperlihatkan channel Cinta (Chat with your INTelligent Advisor) di acara Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2018, Minggu (4/3/2018). Dengan dukungan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang akan membantu nasabah dalam transaksi perbankan, Bank BNI meluncurkan Cinta yang merupakan channel baru berbasis chatting. TRIBUNNEWS/HO


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong bank bisa semakin inovatif dalam menggunakan Artificial Intelligence (AI). Transformasi teknologi sudah dianggap sebagai sebuah kebutuhan bagi industri perbankan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae bilang inovasi bank melalui penerapan teknologi semacam AI diharapkan mampu menjaga bank agar tetap relevan di pasar. Dengan harapan juga membuka peluang kolaborasi antara bank dengan pihak lain dalam ekosistem keuangan digital.

Menurutnya, AI telah menjadi teknologi yang semakin relevan dan umum digunakan. Ia bilang dengan kemampuan pemecahan masalah semakin memegang peran penting dalam kesuksesan bisnis di area digital.

“Antara lain melalui peningkatan efisiensi proses dan peningkatan kualitas analisis data,” ujar Dian, Selasa (20/8).

Baca Juga: Begini Strategi Bank Digital Genjot Dana Pihak Ketiga

Terlebih, Dian mengutip survei McKinsey & Company pada tahun 2023 yang mengungkapkan pemanfaatan AI di sektor jasa keuangan tersebar pada fungsi layanan, pemantauan resiko, dan fungsi pengembangan produk. 

“Lebih lanjut, pemanfaatan generative AI pada industri perbankan di proyeksi memberikan kenaikan pendapatan sekitar 2,8% hingga 4,7%,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asbisindo Hery Gunardi mengungkapkan bahwa perbankan memang dari sisi digitalisasi termasuk AI sudah menjadi keharusan. Artinya, penggunaan AI perlu dimulai dari sekarang.

Memang, ia tak memungkiri bahwa ada risiko yang ada dengan adanya transformasi digital yang dilakukan perbankan. Oleh karenanya, pengembangan seperti penggunaan AI perlu juga diikuti dengan memperkuat bisnis model.

“Resiliensi bank terhadap tantangan tekno ke depan terutama terkait dengan penetrasi bank ke sistem,” ujarnya.

Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Yuddy Renaldi mengungkapkan bahwa untuk di industri BPD sendiri, itu akan tergantung dari masing-masing pelaku industri. Artinya, memang tak semua BPD memiliki kebutuhan untuk penggunaan AI.

Baca Juga: Dorong Penggunaan AI di Sektor Perbankan, OJK: Tak Akan Kurangi Kebutuhan SDM

Dalam hal ini, Yuddy bilang itu akan tergantung dengan kompleksitas dari tiap BPD. Ia mencontohkan Bank BJB yang ia pimpin tentu penggunaan AI dirasa penting dan memang sudah terasa efisiensi yang didapatkan.

“Kami sudah bisa menghitung bagaimana melakukan efisiensi dengan cost efficiency ratio yang lebih baik,” ujarnya.

Namun disisi lain, ia tak memungkiri ada juga kemungkinan beberapa BPD yang memang belum membutuhkan AI sebagai sarananya. Hanya saja ia memastikan bahwa semua BPD ingin menjaga digitalisasi terutama di IT security sebagai bagian pokok dari pada kemajuan digitalisasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×