Reporter: Roy Franedya | Editor: Test Test
JAKARTA. Dampak pelebaran suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) mulai terlihat. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), transaksi PUAB meningkat dari Rp 4,97 triliun (sebelum pelebaran PUAB) menjadi Rp 6,46 triliun atau naik 29,97% pada 18 Juni lalu.
Pejabat Sementara (Pjs) Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, kebijakan pelebaran koridor PUAB itu memang bertujuan agar bank tidak buru-buru menggunakan Fasilitas Bank Indonesia (FaSBI) atau Transaksi Fine Tune Kontraksi (FTK). "Mereka cenderung akan menggunakan fasilitas PUAB," ujarnya, Jumat (25/6).
Dengan semakin bergairahnya PUAB, bank akan semakin berani menyalurkan kredit. Soalnya, sumber dana untuk penyaluran kredit dipenuhi dari PUAB. "Tetapi nanti Selasa (29/6), akan dimonitor kembali," tambah Darmin.
Informasi saja, pada 16 Juni lalu, BI mengeluarkan paket kebijakan moneter yang berisi enam poin. Salah satu poinnya mengenai pelebaran koridor suku bunga PUAB overnight dari BI rate + 50 basis poin (bsp) menjadi BI rate + 100 bsp. Sebaliknya, BI menurunkan bunga Fasilitas SBI (FaSBI) overnight dari BI rate - 50 bsp menjadi BI rate - 100 bsp. Saat ini, tingkat bunga transaksi PUAB overnight masih relatif stabil di 6,2%.
Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan PUAB bertujuan mendorong volume transaksi PUAB. Bank yang memiliki kelebihan likuiditas akan terpacu menyalurkan pinjaman ke bank lain. "Daripada ditaruh di FaSBI akhir hari cuma dapat bunga lebih rendah," ujar Perry beberapa waktu lalu.
Selama ini, selisih FaSBI dan BI rate yang relatif sempit yaitu 50 bsp, membuat bank memelihara dana harian mereka di FaSBI dan FTK. Ini tercermin dari volume harian FaSBI dan FTK sebesar Rp 30 triliun - Rp 50 triliun. Perry bilang, kebijakan ini merupakan relaksasi kebijakan moneter. Dalam operasi moneter, BI akan menjaga suku bunga PUAB bergerak di sekitar BI rate.
Direktur Bisnis UOB Buana Safrullah Hadi Saleh mengatakan, kenaikan transaksi PUAB ini membuktikan bahwa bank-bank mulai mengelola likuditas mereka dengan mengurangi ketergantungan terhadap SBI. "Apalagi bunganya sudah dirasakan cukup kompetitif," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News