Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pasca periode mudik Lebaran 2017, beberapa bank penerbit uang elektronik mencatatkan pertumbuhan signifikan. Hal ini sejalan dengan uji coba Bank Indonesia yang mewajibkan transaksi di beberapa ruas tol untuk menggunakan uang elektronik.
Ambil contoh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang mencatatkan peningkatan transaksi pembayaran tol lewat uang elektronik BRI (BRIZZI) mencapai 106,18% pada akhir Juni 2017 secara tahun berjalan atau year to date (ytd) menjadi 362.791 transaksi.
Direktur Konsumer BRI, Randi Anto mengatakan sejak periode Januari hingga Juni 2017 pertumbuhan BRIZZI mencapai 15% secara rata-rata.
"Mei dan Juni tumbuh lebih tinggi daripada periode Januari sampai Maret," kata Randi kepada KONTAN, Minggu (9/7).
Guna tetap mempertahankan pertumbuhan BRIZZI, bank nomor wahid di Indonesia ini telah menyusun beberapa strategi. Salah satunya, dengan melakukan perluasan merchant, menunjang kemudahan isi ulang (top-up) via perangkat ponsel atau Near Field Communication (NFC) serta memperbanyak ketersediaan kartu.
Sebelumnya, Randi mengatkaan saat ini BRI telah menerbitkan sebanyak 7 juta kartu Brizzi. Adapun, hingga akhir tahun BRI optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan uang elektornik hingga mencapai 20%.
Tidak hanya BRI yang menikmati berkah mudik Lebaran. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) juga mencatatkan kenaikan dari sisi jumlah kartu mencapai lima kali lipat di periode Lebaran 2017 khususnya pembayaran jalan tol.
"Pada bulan Juni terdapat peningkatan yang signifikan untuk transaksi di ruas tol jalur mudik," ujar Senior Vice President Teknologi Informasi (TI) BNI, Dadang Setiabudi.
Sebelumnya, Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan khusus di periode mudik, pihakya memperoleh penjualan kartu rata-rata mencapai 30.000 keping per hari.
"Di luar lebaran, itu sekitar 5.000 sampai 10.000 (penjualan TapCash). Tapi waktu lebaran 30.000 kartu per-hari," kata Anggoro pekan lalu, Rabu (5/7).
Bank berlogo 46 ini optimis, peningkatan jumlah kartu dan transaksi uang elektronik akan terus meningkat seiring berjalannya program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang digagas oleh Bank Indonesia (BI).
Selain itu, potensi penetrasi uang elektronik khususnya di jalan tol menurut Anggoro juga masih sangat besar.
Pasalnya, menurut BI saat ini penetrasi pembayaran melalui uang elektornik di jalan tol baru sebesar 34%. Artinya, masih ada sekitar 66% ruang bagi perbankan untuk menggenjot penggunaan uang elektronik.
Atas hal itu, BNI juga telah menggagas beberapa strategi untuk menggenjot pertumbuhan TapCash antara lain dengan menambahkan titik penjualan.
Selain itu, serupa dengan BRI, bank bersandi emiten saham BBNI ini juga telah meningkatkan kapabilitas echannel BNI untuk melakukan isi ulang elektronik. Terbaru, BNI memiliki layanan TapCash Go yang memungkin nasabah atau pemegang kartu TapCash untuk mengisi ulang saldo lewat aplikasi telepon seluler.
"Kami juga akan memastikan stabilitas sistem dan jaringan agar transaksi TapCash berjalan lancar, terutama di ruas tol," tambah Dadang.
Sebagai informasi tambahan saja, berdasarkan data BI hingga bulan Mei 2017 jumlah uang elektornik beredar tercatat mencaai 60,13 juta keping. Jumlah tersebut tercatat meningkat drastis dibanding periode yang sama tahun lalu mencapai 56,79% secara tahunan atau year on year (yoy).
Adapun nilai transaksi uang elektronik hingga Mei 2017 mencapai Rp 879,1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News