Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. AXA Mandiri dan AXA melakukan transformasi digital untuk layanan bisnisnya. Entitas usaha patungan antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan AXA Group ini mengklaim, merogoh kocek sampai jutaan dollar untuk membangun layanan bisnis berbasis digital.
“Sudah jutaan dollar yang kami keluarkan, dan jumlahnya akan terus bertambah, seiring dengan perkembangannya,” ujar Emmanuel Wehry, Chief Marketing Officer of AXA Indonesia tanpa menyebut jumlah pasti, Rabu (21/1).
Namun, menurut dia, biaya investasi itu layak dengan kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan. Tidak cuma untuk menjawab kebutuhan nasabah merespons perubahan dalam gaya hidup masyarakat, tetapi juga untuk distributor dan karyawan.
Selama ini, Axa Life Indonesia baru memanfaatkan layanan digital lewat AXA Direct. AXA Direct memiliki fitur, antara lain informasi terkait produk asuransi, pengajuan klaim online (e-claim) dan polis online (e-policy). AXA Direct belum digunakan untuk berjualan.
“Sebanyak 36% dari total klaim nasabah telah memanfaatkan AXA Direct. Sementara, 85% dari nasabah baru meminta polis dalam bentuk soft copy atau e-policy. Ini pencapaian AXA Direct,” sahut Yanti Parapat, Director of Sales and Business Development AXA Life Indonesia.
Kartono, Director of Operations AXA Mandiri menambahkan, di AXA Mandiri memanfaatkan situs belanja online seperti Tokone dan Beli Online untuk mendistribusikan produk-produk asuransinya yang sederhana, seperti kesehatan dan asuransi jiwa murni.
“Memang, kontribusinya masih mini. Sebanyak 70% penjualan produk asuransi masih disumbang dari jalur distribusi keagenan dan sisanya telemarketing. Tetapi, potensi berjualan online sangat besar. Karenanya, kami perlu bertransformasi digital,” imbuh dia.
Wehry melanjutkan, transformasi digital dalam bisnis AXA Mandiri dan AXA akan meningkatkan efisiensi dan memberikan kemudahan akses kepada nasabah, dan mitra bisnis. “Ini adalah peluang yang besar agar kami dapat memberikan layanan yang lebih baik lagi,” tutur dia.
Berdasarkan data GlobalwebIndex, pengguna internet di Indonesia menduduki peringkat ke-7 di dunia dengan jumlah pengguna mencapai 58 juta orang. Angka ini meningkat 430% di sepanjang tahun 2013 – 2014. Sebanyak 28% di antaranya mengakses internet melalui ponsel pintar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News