Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di akhir tahun 2023, permintaan paylater meningkat. Hal tersebut berisiko akan adanya peningkatan gagal bayar di awal tahun 2024.
Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda mengatakan, lonjakan permintaan paylater di akhir tahun 2023 ini disebabkan adanya peningkatan permintaan untuk konsumsi berbagai barang. Peningkatan permintaan paylater di akhir tahun ini menyentuh angka 10% hingga 15%.
"Selain itu lonjakan paylater ini juga adanya faktor dari permintaan untuk pembelian tiket pesawat maupun hotel, mengingat di akhir tahun ini banyak orang yang ingin liburan," jelas Nailul pada Kontan.co.id, Kamis (28/12).
Di sisi lain, Nailul mengatakan lonjakan paylater ini perlu diwaspadai pula akan adanya risiko pembengkakan angka gagal bayar di awal tahun.
Baca Juga: Akhir Tahun 2023, Maucash Catat Lonjakan Paylater Hingga 20%
Menurutnya, pada pinjaman online di awal tahun bulan Januari hingga Maret tercatat adanya peningkatan gagal bayar, hal itu juga serupa dengan layanan paylater yang akan mengalami risiko gagal bayar.
"Karena paylater dengan pinjaman online ini polanya hampir serupa, maka industri paylater pun harus mewaspadai adanya peningkatan gagal bayar di awal tahun," ungkap Nailul.
Lailul menambahkan, industri paylater tetap harus selektif dalam memberikan pinjaman. Baiknya memberikan pinjaman kepada borower-borower yang sudah terjamin berkualitas dan mampu bayar tepat waktu.
"Paylater ini kan dikenal masyarakat sebagai pinjaman yang fleksibel dan mudah, maka risikonya bagi industri paylater pun cukup besar jika tidak berhati-hati dalam memilih borrower," ujar Lailul.
Maka, menurut Lailul industri paylater jangan terkecoh dengan tingginya permintaan di akhir tahun ini. Mengingat risiko gagal bayar pun cukup tinggi jika tidak selektif dalam memilih borrower.
"Saya rasa permintaan akan naik ketika ada libur panjang, permintaan paylater akan naik nah ini harus diantisipasi dengan seleksi ke pengguna yang bermasalah, ini yang saya rasa harus dilakukan oleh perusahaan paylater," jelas Lailul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News