kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.299   11,00   0,07%
  • IDX 6.747   -55,78   -0,82%
  • KOMPAS100 996   -9,48   -0,94%
  • LQ45 770   -7,15   -0,92%
  • ISSI 211   -0,88   -0,42%
  • IDX30 399   -2,65   -0,66%
  • IDXHIDIV20 482   -2,05   -0,42%
  • IDX80 113   -1,03   -0,90%
  • IDXV30 119   0,04   0,03%
  • IDXQ30 131   -0,84   -0,64%

Tujuh strategi Perry Warjiyo, salah satunya mendorong permintaan kredit


Rabu, 28 Maret 2018 / 12:03 WIB
Tujuh strategi Perry Warjiyo, salah satunya mendorong permintaan kredit
ILUSTRASI. Fit and Proper Test Perry Warjiyo


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Calon Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo hari ini, Rabu (28/3) menghadiri fit and proper test dengan Komisi XI DPR RI di ruang rapat Komisi XI.

Dalam pemaparannya, Perry mengusung tema untuk memajukan ekonomi nasional: menjaga stabilitas, mendorong pertumbuhan. Dirinya memiliki tujuh kebijakan strategis untuk mendorong tujuan ini.

Pertama, efektivitas kebijakan moneter akan diperkuat untuk pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar. Kedua, relaksasi kebijakan makroprudensial untuk mendorong pembiayaan perbankan. Ketiga, pendalaman pasar keuangan serta pembiayaan infrastruktur. 

Keempat, pengembangan sistem pembayaran untuk ekonomi digital. Kelima, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Keenam, penguatan koordinasi dengan pemerintah, OJK, dan DPR. Ketujuh, penguatan organisasi dan sumber daya manusia

“Sinergi BI dengan pemerintah agar pertumbuhan ekonomi bisa didorong dari sisi penawaran dan permintaan. Dari sisi fiskal tentu ada komposisinya dorong pertumbuhan dengan defisit yang ada. Itu permintaan. Sementara, dari sisi penawaran bagaimana kita akselerasi sektor riil, berbagai deregulasi sudah ada dan kita harus terus dorong,” jelasnya di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu (27/3). 

Dia juga menjelaskan bahwa dirinya akan membawa bank sentral untuk mendorong pembiayaan perbankan. Sebab, kredit baru tumbuh di bawah 8%.

“Kita harus dorong perbankan, ada masalah di perbankan memang, tetapi ada juga masalah permintaan. Di sini makroprudensial diperlukan di tengah kredit yang masih seret ini,” ucapnya.

Dia melihat, salah satu yang diperlukan dalam hal ini adalah mendorong sektor perumahan. Sebab, ini menjadi penggerak ekonomi.

“Kami akan kaji beberapa peraturan-peraturan LTV, misalnya larangan inden dan pengaturan pembiayaan termin proyek. Ini kemudian bisa kami relaksasi agar perumaahan bisa terjangkau. Agar ekonomi bisa tumbuh,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×