Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Sejumlah perusahaan asuransi jiwa menata ulang portofolio investasinya karena hasil investasi di saham dan reksadana melorot tahun ini. Mayoritas, pengalihan investasi dipindahkan ke instrumen deposito. meski imbal hasilnya mini, deposito relatif lebih aman ketimbang investasi di pasar modal.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, dana investasi per September 2015 mencapai Rp 307,3 triliun atau naik 5% secara year on year (yoy) dari Rp 292,6 triliun. Sebanyak 19,4% dibenamkan ke deposito.
Alokasi dana tersebut lebih tinggi ketimbang September 2014. Di kuartal ketiga tahun lalu, porsi deposito hanya 14,6% total dana kelolaan. Kenaikan juga terjadi di instrumen surat utang korporasi dan properti.
Sedangkan, porsi dana yang ditempatkan di keranjang saham anjlok dari 28,2% menjadi 22,8%. Senasib dengan saham, penempatan dana di reksadana per September 2015 juga menyusut porsinya dari 31% menjadi 30,5%.
"Pengurangan porsi di saham menjadi salah satu pilihan agar mengurangi potensi risiko yang lebih besar di pasar modal," ujar Ketua Bidang Komunikasi & Hubungan Antar Lembaga AAJI Christine Setyabudhi, kemarin.
Target imbal hasil
Salah satu asuransi yang memindahkan investasinya ke deposito adalah PT Asuransi Jiwasraya. Biasanya, Jiwasraya hanya menempatkan sekitar 5%-10% dananya di deposito. Per November 2015 lalu, porsinya naik menjadi 15%. "Ada dana sekitar Rp 2 triliun di deposito," ujar Direktur Utama Asuransi Jiwasraya Hendrisman Rahim.
PT Asuransi Jiwa Taspen malah menaruh mayoritas dananya di deposito. Sejauh ini imbal hasil yang mereka peroleh cukup lumayan.
Di tutup tahun ini, Taspen Life menargetkan hasil investasi mencapai Rp 140 miliar. Sedangkan target yield investasi yang dipasang sebesar 8%. "Sampai November hasil investasi sudah di angka Rp 125 miliar," ujar Direktur Utama Taspen Life Maryoso Sumaryono.
Saat ini, dana kelolaan Taspen lebih dari Rp 2 triliun. Maryoso bilang, kinerja ini cukup baik mengingat perusahaan ini baru beroperasi sekitar 1,5 tahun.
Kata Maryoso, sedari awal, Taspen Life mengandalkan deposito sebagai tempat menyimpan dana. Namun, perusahaan tersebut juga menjajaki peluang investasi di instrumen lain seperti obligasi demi mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News