Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seluruh bank-bank beraset jumbo telah merilis laporan keuangan paruh pertama 2021. Mayoritas mencatatkan pertumbuhan aset sejalan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang cukup besar dan mulai positifnya ekspansi kredit.
Dari sisi jumlah aset, Bank Mandiri tercatat menjadi bank paling besar di Tanah Air. Total asetnya mencapai Rp 1.850,5 triliun per Juni 2021. Itu meningkat 16,26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebesar Rp 1.450,9 triliun atau tumbuh 4,5% year on year (YoY) dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Rp 1.129,4 triliun atau naik 15,8% YoY dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Rp 875,13 triliun atau naik 5%.
Namun, dari sisi pertumbuhan aset di periode tersebut, bukan Bank Mandiri Jawarannya. Pertumbuhan aset tertinggi justru ditorehkan PT Bank Permata Tbk yakni 34,7% secara tahunan menjadi Rp 212,9 triliun, disusul PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dengan yang tumbuh 20,9% menjadi Rp 380,5 triliun. Bank Mandiri ada di urutan ketiga dengan pertumbuhan 16,26% dan BCA di urutan keempat yang tumbuh 15,8%.
Baca Juga: OJK optimistis melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi
Perbankan melihat aset masih berpotensi tumbuh baik sampai akhir tahun. Royke Tumilaar Direktur Utama BNI mengatakan, pihaknya memandang pada semester II ini masih ada ruang untuk mendorong ekspansi kredit meskipun ada beberapa faktor juga yang harus diperhatikan yang berdampak pada kredit.
Aset BNI masih tumbuh baik di semester I meskipun sudah tidak mengosolidasikan aset BNI Syariah ke perseroan setelah merger menjadi Bank Syariah Indonesia pada 1 Februari lalu. Pertumbuhan ini ditopang oleh kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang masih sama-sama tumbuh 4,5%.
Sampai akhir tahun, BNI menargetkan kredit masih bisa tumbuh sekitar 5%-7%. "Tentunya ekspansi akan dilakukan secara prundent dan berkualitas," kata Royke dalam paparan kinerja BNI semester I secara virtual, Senin (16/8).
Selain itu, BNI juga akan menjaga pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan didominasi oleh dana murah (CASA). Perseroan menargetkan dana murah tetap terjaga di kisaran 65%-68% sampai ujung tahun.
Baca Juga: Bank Bumi Arta (BNBA) lanjutkan lima strategi bisnis ke depan
BNI membukukan DPK tumbuh senada dengan kredit tetapi CASA perseroan meningkat pesat ke level 69,6% dari 65,2% pada Juni 2020. Alhasil biaya dananya turun signifikan dari 2,9% jadi 1,7%.
Adi Sulistyowati Wakil Direktur Utama BNI mengatakan, posisi CASA ini merupakan yang terkuat dalam 10 tahun terakhir. "Pertumbuhan dana murah menjadi penyangga aset BNI yang berhasil tumbuh 5% pada semester I. Ini adalah buah transformasi digital yang digital," katanya.
Di sisi lain, pertumbuhan aset Bank Mandiri tidak lepas dari kontribusi dari BSI yang merupakan hasil merger bank syariah BUMN serta pertumbuhan kredit dan DPK yang ditorehkan perseroan. Kredit bank pelat merah ini berhasil tumbuh 6,37% dan DPK meningkat 19,7%.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, perseroan melihat prospek bisnis sampai akhir tahun akan tetap baik meskipun ada kebijakan PPKM. Bank Mandiri optimis bisa mencapai target rencana bisnis bank (RBB) yang telah ditetapkan tahun ini. Kredit secara bank only ditargetkan tumbuh sekitar 6%.
Dalam melakukan ekspansi, Bank Mandiri akan fokus menyasar sektor yang cepat tumbuh dan high demand saat normal dan pandemi, seperti sektor pertanian dan perkebunan, telekomunikasi, makanan dan minuman, jasa kesehatan, serta pendidikan.
Adapun BTN menargetkan kredit tumbuh 6%-7% sampai akhir tahun. Sementara per Juni 2021, perseroan sudah mengantongi pertumbuhan sebesar 5,59%. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih menjadi motor utama penggerak penyaluran kredit Bank BTN dengan kenaikan sebesar 11,17%.
Haru Koesmahargyo Direktur Utama BTN mengatakan, demand pada sektor perumahan terutama segmen menengah ke bawah masih tinggi. Stimulus yang diberikan pemerintah dana regulator dinilai akan semakin mendorong sektor ini. "Perbankan optimis melihat sektor perumahan ke depan," ujarnya.
Baca Juga: Konversi ke syariah, Zurich General Takaful Indonesia kantongi izin dari OJK
Sementara pertumbuhan aset Bank Permata tidak lepas dari masuk Bangkok Bank sebagai pengendali saham perseroan. Cabang Bangkok Bank di Jakarta dan Surabaya telah di integrasikan ke Bank Permata. Selain itu, pertumbuhan kredit yang cukup tinggi hingga 16,58% juga menopang peningkatan aset tersebut.
Direktur Utama PermataBank, Chalit Tayjasanant dalam keterangan resmi pada Rabu (4/8) mengatakan, perseroan berhasil mencatatkan kinerja positif meskipun kondisi ekonomi belum pulih seperti sebelum Covid-19 karena strategi bisnis yang sudah dijalankan.
Menurutnya, perluasan skala bisnis dan pertumbuhan kredit sehat, baik secara organik maupun anorganik, tetap menjadi fokus utama dalam meningkatkan kinerja PermataBank saat ini.
Selanjutnya: Perkuat modal tier 1, Bank BNI (BBNI) akan terbitkan global bond
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News